Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi (Migas) subholding hulu Pertamina hingga akhir 2022 dapat menyentuh di angka 808 MBOEPD. Torehan itu berasal dari perolehan produksi minyak sebesar 418 MBOPD dan gas di kisaran 2.256 MMCFD.
Prognosa produksi Migas dari subholding hulu Pertamina itu relatif lebih rendah dari target awal yang sempat dipatok optimis pada awal 2022. Saat itu, target produksi Migas ditetapkan sebesar 854 MBOEPD yang berasal dari capaian minyak 446 MBOPD dan gas 2.363 MMCFD.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro mengatakan turunnya proyeksi akhir tahun produksi Migas itu dipengaruhi oleh tren penurunan alamiah atau natural decline sejumlah lapangan yang dikelola perusahan minyak dan gas pelat merah tersebut.
“Prognosa akhir Desember, produksi Migas PHE akan sebesar 808.000 barel oil equivalent per day atau tumbuh 9 persen dibandingkan realisasi 2021,” kata Wiko saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Hingga September 2022, realisasi produksi Migas dari PHE sudah di angka 800 MBOEPD. Torehan produksi itu berasal dari minyak sebesar 418 MBOPD dan gas di angka 2.216 MMCFD.
Ihwal penurunan produksi alamiah itu, Wiko mengatakan, pihaknya berhasil menahan laju penurunan produksi minyak di angka 1,2 persen setiap tahunnya. Padahal, laju penurunan produksi minyak dari lapangan yang dikelola Pertamina mencapai 20 persen.
Sementara itu, laju penurunan produksi gas dapat ditekan sebesar 0,5 persen dari proyeksi penurunan produksi awal di angka 21 persen.
“Sehingga produksi minyak year to date realisasi versus target 2022 masih tertinggal 6 persen atau 418.000 barel oil equivalent per day, sedangkan produksi gas tertinggal 5 persen dari target atau 2.216 MMscfd,” ungkapnya.