Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Dorong Eramet Realisasikan Investasinya di Weda Bay

Eramet bekerja sama dengan BASF dalam proyek Sonic Bay yang berlokasi di Weda Bay, Maluku Utara dengan total investasi senilai US$2,2 miliar - US$2,5 miliar.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mendorong Eramet, salah satu perusahaan tambang terbesar di Prancis untuk segera merealisasikan investasinya dalam pembangunan proyek smelter untuk bahan baku baterai.

Eramet sendiri bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman dalam proyek Sonic Bay yang berlokasi di Weda Bay, Maluku Utara dengan total investasi senilai US$2,2 miliar - US$2,5 miliar. 

“Saya harapkan komitmen dari Eramet untuk segera merealisasikan proyek ini dan dapat memulai konstruksi,” kata Bahlil mengutip siaran pers, Minggu (30/10/2022).

Dalam pertemuannya bersama dengan Senior VP Corporate Affairs & Partnership Eramet Pierre-Alain Gautier di London, Inggris, Kamis lalu (27/10/2022), Bahlil juga meminta agar Eramet dapat melibatkan pengusaha lokal dalam merealisasikan investasinya di Weda Bay.

“Saya hanya minta satu hal saja. Keterlibatan pengusaha lokal harus diperhatikan. Kontraktor tambangnya harus beri porsi pengusaha lokal agar ada pemerataan. Jadi saya harap ini jadi fokus yang dibicarakan oleh Eramet dengan BASF,” ujar Bahlil.

Menanggapi hal tersebut, Pierre menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan keterlibatan pengusaha daerah dalam menjalankan usahanya. Dia juga meminta dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM guna melakukan percepatan pengurusan izin konservasi lahan.

Kementerian Investasi/BKPM sebelumnya telah memfasilitasi permasalahan lahan proyek Sonic Bay di Kawasan Industri IWIP terkait persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, Pierre juga mengusulkan adanya kerja sama antara Indonesia, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa dalam rangka G20. Hal tersebut dilakukan guna mendukung kemitraan global untuk mewujudkan integrasi sumber daya mineral strategis yang berkelanjutan.

“Mungkin proyek kami dengan BASF dapat dijadikan contoh konkret dalam kemitraan global sumber daya mineral,” tambah Pierre.

Sebagai informasi, Eramet merupakan perusahaan pertambangan sumber daya mineral dan pengolah mineral asal Prancis dan menjadi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. Lini bisnis Eramet meliputi pertambangan mineral nikel, mangan, dan litium; serta riset dan pengembangan logam campuran.

Eramet sendiri diketahui telah bekerja sama dengan Antam sejak 1998 melalui anak perusahaan yang bernama Strand Minerals untuk mendirikan perusahaan atas nama PT Weda bay Nickel di Teluk Weda. 

Pengembangan operasi Eramet di Teluk Weda juga bekerjasama dengan Tsingshan, produsen stainless steel terbesar di dunia, dengan target kapasitas produksi operasi tambang mencapai 35.000 ton nikel per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper