Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Twitter Delisting usai Diakuisisi Elon Musk, Investor Dibayar Rp842.000 per Saham

Pemegang saham publik Twitter akan pemerima pembayaran senilai US$54,2 per saham atau Rp842.000 per saham sesuai kesepakatan Elon Musk
Elon Musk/Bloomberg
Elon Musk/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk resmi menyelesaikan proses akuisisi Twitter Inc. senilai US$44 miliar setelah proses yang memicu polemik selama berbulan-bulan. Perusahaan media sosial ini pun menjadi perusahaan tertutup.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (28/10/2022), pemegang saham publik Twitter akan pemerima pembayaran senilai US$54,2 per saham atau Rp842.000 per saham sesuai kesepakatan Elon Musk. Dengan ini, Twitter dengan kode saham TWTR akan delisting dari bursa saham AS.

Ssetelah mengambil kendali Twitter, Elon langsung merombak jajaran pimpinan media sosial ini. Di antara posisi yang dirombak termasuk Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal, Head of Legal Vijaya Gadde, Chief Financial Officer Ned Segal,dan penasihat umum Twitter Sean Edgett.

Adapun Sebelum menyelesaikan akuisisi, Elon Musk membantah kabar dirinya akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 75 persen karyawan Twitter setelah selesai mengakuisisi media sosial tersebut.

Sumber yang mengetahui persoalan ini menyebut bahwa Elon Musk menyatakan dirinya tidak akan memangkas 75 persen karyawan atau sekitar 5.500 orang saat memiliki perusahaan.

Namun, CEO Tesla tersebut diperkirakan masih akan mengurangi sejumlah staf sebagai bagian dari akuisisi. Hal ini menyisakan kekhawatiran di kalangan karyawan Twitter.

Kendali Elon Musk atas Twitter akan berdampak langsung terhadap operasional twitter arena banyak idenya tentang bagaimana mengubah perusahaan bertentangan dengan cara yang telah dijalankan Twitter selama bertahun-tahun.

Elon Musk mengatakan dia ingin memastikan kebebasan berbicara di jejaring sosial, yang kemungkinan berarti standar moderasi konten yang lebih longgar, dan berencana untuk memulihkan beberapa akun profil tinggi yang di-ban karena melanggar aturan, termasuk mantan Presiden AS Donald milik Trump.

Secara lebih luas, inisiatif Elon Musk mengancam membatalkan upaya Twitter selama bertahun-tahun untuk mengurangi intimidasi dan penyalahgunaan di platform.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper