Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut pada semester II/2022.
Pertumbuhan ekonomi pada semester II/2022 diproyeksi tetap kuat, terutama ditopang oleh tetap kuatnya konsumsi sejalan dengan peningkatan mobilitas, investasi, serta tetap baiknya kinerja ekspor di tengah permintaan global yang tertahan.
“Berbagai indikator dan hasil survei BI hingga awal semester II/2022, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan PMI Manufaktur mengindikasikan terus berlanjutnya proses pemulihan ekonomi domestik,” tulis BI dalam buku Stabilitas Sistem Keuangan yang dikutip Bisnis, Senin (24/10/2022).
Dari sisi eksternal, BI mencatat kinerja ekspor pada awal Semester II/2022 tetap positif di tengah melambatnya perekonomian global. Meski demikian, BI mengingatkan bahwa dampak perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian domestik perlu diwaspadai.
Pasalnya, tekanan inflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan terus meningkat, dipicu oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta disrupsi rantai pasok.
Inflasi pada 2022 dan 2023, menurut BI, berisiko melebihi batas atas sasaran 2–4 persen. Oleh karena itu, diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara BI dengan pemerintah pusat dan daerah dengan untuk langkah-langkah pengendalian inflasi.
Baca Juga
Potensi risiko depresiasi rupiah pun menurut BI juga perlu diwaspadai sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
"Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan bias ke atas dalam kisaran proyeksi pada kisaran 4,5–5,3 persen," tulis BI.