Bisnis.com, JAKARTA - Rencana proyek kereta api perkotaan dinilai bisa menarik minat masyarakat untuk beralih ke transportasi publik, sejalan dengan makin padatnya wilayah urban.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan bahwa permintaan terhadap transportasi publik di kota-kota besar seperti Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan, makin tinggi.
"Di daerah tersebut demand-nya tinggi karena jalan ke pusat kota itu sudah makin macet dan permukiman sudah berada di daerah pinggiran. Sementara itu pada kerja di kota, andalannya public transport," jelasnya, Kamis (20/10/2022).
Kereta perkotaan juga, lanjut Djoko, merupakan opsi yang paling tepat bagi masyarakat yang harus melakukan perjalanan antarkota untuk sekadar beraktivitas harian.
Di sisi lain, dia juga menegaskan bahwa harus ada subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kereta perkotaan. Hal itu agar masyarakat bisa tertarik untuk menggunakan transportasi publik.
Sementara itu terkait dengan partisipasi swasta, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menyebut pemerintah harus menyediakan insentif agar investor tertarik.
Baca Juga
"Kalau mau cari investor yang tertarik untuk [kereta] jarak pendek atau sekitar 10 kilometer (km) itu Korea Selatan. Kalau Jepang itu [tertarik untuk proyek kereta] jarak jauh. Biasanya seperti itu," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Sarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Djarot Tri Wardhono mengungkap bahwa terdapat rencana pengembangan proyek kereta perkotaan di sejumlah kota besar seperti Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan.
Sebagian besar proyek-proyek itu disebut berpotensi ditawarkan ke investor.
"Kalau yang akan ditawarkan itu seperti [kereta] perkotaan Semarang. Itu masih dalam feasibility study. Lalu di Bandung kan sudah mulai, tapi semua penanggung jawab project-nya pemerintah daerah," terangnya di sela-sela acara Indonesia Railway Conference di JIExpo Kemayoran, Rabu (19/10/2022).
Tidak hanya itu, proyek MRT Fase 3 Balaraja--Cikarang atau East-West Line serta Fase 4 Fatmawati--TMII juga dinilai potensial untuk bisa mendapatkan dukungan dari investor.
Khususnya untuk proyek Fase 4, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun baru saja menawarkan proyek MRT dengan jalur sepanjang 12 kilometer (km) itu kepada Korea Selatan.
"Kami punya rencana [untuk menawarkan ke investor], namun belum berani kami declare. Tapi ada potensi," tegasnya.