Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) tengah mengembangkan jalur kereta api perkotaan di beberapa kota besar seperti Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan.
Direktur Prasarana Perkeretaapian DJKA Kemenhub Harno Trimadi mengatakan pengembangan kereta api di kota metropolitan menjadi salah satu arah kebijakan kementerian ke depannya, sejalan dengan target pengembangan transportasi berkelanjutan.
"Jadi ke depan kereta akan kita kembangkan di semua kota metrpolitan. Kalau sekarang KRL dinikmati antarkota di Jabodetabek, Jogja–Solo, berikutnya kita kembangkan di Semarang, Bandung, Medan, dan beberapa kota lain," terangnya dalam suatu webinar, Kamis (20/10/2022).
Jalur kereta perkotaaan itu, terang Harno, juga ingin diintegrasikan dengan jalur kereta antarkota maupun moda transportasi lainnya seperti layanan BRT.
Selain itu, kereta commuter yang akan dikembangkan di kota-kota besar rencananya akan menggunakan listrik seperti KRL Jabodetabek maupun Yogyakarta–Solo.
"Jadi kita coba commuter-nya semua pakai listrik. Kita operasikan pada jam-jam puncak, dan saat kosong kita tidak operasikan agar bisa efisiensi," tutur Harno.
Baca Juga
Adapun saat ini share penumpang moda transportasi perkeretaapian di Indonesia masih terbilang rendah. Harno menyebut kapasitas prasarana dan sarana kereta api akan terus didorong sejalan dengan permintaan pangsa yang diharapkan meningkat ke depannya.
"Share penumpang kereta api itu targetnya 15 persen dan kita baru mencapai 7 persen. Masih jauh untuk memasuki targetnya," ujarnya.
Pada sisi pendanaan, proyek kereta api perkotaan diharapkan bisa menjaring permodalan dari investor. Khususnya untuk pengadaan sarana kereta api.
"Kalau yang akan ditawarkan itu seperti [kereta] perkotaan Semarang. Itu masih dalam feasibility study. Lalu di Bandung kan sudah mulai, tapi semua penanggung jawab project-nya pemerintah daerah," terang Direktur Sarana Perkeretaapian DJKA Kemenhub Djarot Tri Wardhono di sela-sela acara Indonesia Railway Conference di JIExpo Kemayoran kemarin, Rabu (19/10/2022).
Tidak hanya kereta perkotaan, sejumlah proyek kereta yang menghubungkan antarkota seperti MRT Fase 3 East–West Line (Balaraja–Cikarang) juga diharapkan bisa mendapatkan permodala dari investor.
Menurut Djarot, potensi investasi yang bisa ditujukan kepada proyek kereta api bisa diarahkan untuk pengadaan rangkaian kereta atau rolling stock, maupun infrastrukturnya.
Investasi atau partisipasi swasta, lanjutnya, dibutuhkan sejalan dengan keterbatasan APBN untuk mendanai proyek infrastruktur.
"Kami punya rencana [untuk menawarkan ke investor], namun belum berani kami declare. Tapi ada potensi," tegasnya.