Bisnis.com, JAKARTA - Integrasi persinyalan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek terus diuji coba jelang pengoperasian pada Juni 2023. Moda kereta ringan ini merupakan yang pertama kali dikendarai tanpa masinis (driverless) di Indonesia.
Direktur Sarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) Djarot Tri Wardhono mengatakan pengoperasian sistem Grade of Automation (GoA) 3 pada LRT Jabodebek akan terus diuji coba sejak akhir 2022 ini.
"Mulai akhir tahun ini akan kita uji coba integrasi persinyalannya. Karena GoA 3 ini kan driverless, attendant-nya hanya berdiri menjaga keretanya," terang Djarot di sela-sela acara Indonesia Railway Conference di JIExpo Kemayoran, Rabu (19/10/2022).
Saat ini, terang Djarot, progres proyek LRT Jabodebek sudah mencapai hampir 90 persen berjalan. Sebelumnya, proyek kereta ringan ditargetkan untuk bisa meluncur pada Agustus 2022.
Rencananya, kereta layang ringan ini memiliki jalur sepanjang 44 kilometer (km) dengan tiga jalur lintasan, yakni Bekasi Timur–Cawang, Cibubur–Cawang, dan Cawang–Dukuh Atas.
Proyek kereta digarap oleh empat BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT INKA (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT LEN Industri (Persero).
Baca Juga
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson menjelaskan nilai kontrak proyek kereta tanpa masinis ini mencapai Rp23,3 triliun, dengan pola pembiayaan yakni sebesar Rp4,2 triliun pembayaran dilakukan di akhir, dan sebesar Rp19,1 triliun pembayaran dilakukan dengan periode tiga bulanan. Jika dihitung secara rinci, kurang lebih anggaran proyek ini senilai Rp500 miliar per kilometer.
LRT Jabodebek juga akan terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi perkotaan dan antarkota seperti KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, hingga Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang juga akan beroperasi pada Juni 2023.