Bisnis.com, JAKARTA — Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk (PGAS) memperluas portofolio bisnis gas bumi internasional mereka melalui pemenuhan kebutuhan Liquified Natural Gas (LNG) di Bangladesh. Dengan penguasaan lebih dari 90 persen pasar gas bumi domestik, PGN rencananya akan memasok serta menyediakan infrastruktur LNG di Bangladesh.
Ekspansi bisnis itu tertuang lewat penandatanganan Memorandum of Understanding mengenai pengembangan suplai LNG dan infrastruktur gas bumi di Bangladesh.
Penandatanganan dilaksanakan oleh Heru Setiawan selaku Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN dengan Mohammed Riyadh Ali selaku Managing Director Intraco Refueling Station Ltd. serta disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Subolo, (19/10/2022).
“Dalam kerjasama ini, ke depan diharapkan PGN akan berperan sebagai penyedia kargo LNG yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi Bangladesh. Kolaborasi juga dilakukan untuk potensi pengembangan bisnis gas bumi lainnya di sektor transportasi gas, rumah tangga dan lainnya," kata Heru Setiawan melalui siaran pers, Kamis (20/10/2022).
Heru melanjutkan PGN telah berpengalaman dalam mengelola bisnis midstream hingga downstream gas bumi, portofolio LNG domestik maupun internasional, serta pengalaman dalam mengelola FSRU dan fasilitas LNG lainnya.
“Kami semakin optimis merealisasikan peningkatan bisnis gas bumi di pasar internasional. Semoga kerjasama ini dapat berlanjut sampai dengan tahap eksekusi secara komersial,” tuturnya.
Baca Juga
Bagi Bangladesh, kerjasama ini akan mengarah pada ketahanan energi di Bangladesh sebagai salah satu sumber kekuatan ekonomi di Asia Selatan. Secara historis, gas bumi menjadi salah satu sumber energi utama yang diutilisasi lebih dari 60 persen di Bangladesh.
Pemenuhan gas bumi akan dikombinasikan dengan implementasi dan pengembangan teknologi serta komersialisasi pemanfaatan gas bumi sehingga akan mendorong Bangladesh ke level baru.
Dalam sambutannya Duta Besar RI untuk Bangladesh Heru Subolo mengapresiasi PGN dan Intraco atas nota kesepahaman tersebut.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil sebesar 6 persen, pasar Bangladesh sangat terbuka bukan hanya di bidang migas namun juga kesempatan di bidang non migas.” ucap Subolo.