Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa laju inflasi Indonesia selama pandemi Covid-19 terbilang moderat daripada sejumlah negara anggota G20.
Meskipun terdapat kenaikan harga BBM, menurutnya inflasi tidak menanjak signifikan.
Sri Mulyani menyebut bahwa inflasi menjadi salah satu perbincangan utama dalam berbagai pertemuan G20, termasuk pekan lalu di Washington DC, Amerika Serikat.
Di sana dia menjabarkan kondisi inflasi Indonesia yang relatif moderat, di tengah kenaikan inflasi secara global.
Pada September 2022, inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 5,95 persen, naik dari posisi Agustus 2022 di 4,69 persen.
Inflasi inti terus mencatatkan kenaikan dan menjadi 3,2 persen, lalu lonjakan tertinggi ada pada inflasi harga diatur pemerintah (administered price) yakni 13,3 persen.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi penyebab utama tingginya administered price inflation, yang mengerek tingkat inflasi secara keseluruhan.
Namun, menurut Sri Mulyani, pemerintah mampu menjaga inflasi harga pangan (volatile food) sehingga meredam lonjakan inflasi.
"Volatile food kita mengalami penurunan, ini yang menyebabkan kenaikan inflasi kita menjadi relatif modest meskipun kita menaikkan harga BBM. Kemarin di G20 saya share upaya Indonesia yang sangat tidak konvensional ini," ujar Sri Mulyani pada Rabu (19/10/2022).
Menurutnya, penanganan inflasi dalam kondisi saat ini tidak cukup hanya dengan menaikkan suku bunga.
Perlu adanya penyelesaian masalah di sisi pasokan (supply), yakni ketersediaan barang, terutama pangan dan energi.
Dia mengklaim bahwa peranan Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berhasil menangani masalah supply, sehingga kenaikan inflasi relatif moderat.
Langkah itu pun disampaikan Sri Mulyani kepada anggota G20 lainnya.
Berikut perbandingan inflasi Indonesia dengan negara anggota G20
China: 2,8 persen
Jepang: 3,0 persen*
Arab Saudi: 3,1 persen
Vietnam: 3,9 persen
Malaysia: 4,7 persen*
Perancis: 5,6 persen
Korea Selatan: 5,6 persen
Indonesia: 5,95 persen
Australia: 6,1 persen**
Thailand: 6,4 persen
Filipina: 6,9 persen
Kanada: 7,0 persen
Brazil: 7,2 persen
India: 7,4 persen
Singapura: 7,5 persen*
Afrika Selatan: 7,6 persen*
Amerika Serikat: 8,2 persen
Meksiko: 8,7 persen*
Italia: 8,9 persen
Uni Eropa: 9,1 persen
Inggris Raya: 9,9 persen*
Jerman: 10,0 persen
Rusia: 15,1 persen
*per Agustus 2022
**per Juni 2022