Bisnis.com, JAKARTA - PT Metropolitan Land Tbk. atau Metland (MTLA) memandang dampak dari ancaman resesi global pada 2023 masih abu-abu. Sebab, kondisi makroekonomi Indonesia saat ini memiliki perfroma yang baik.
Direktur Keuangan Metland Olivia Surodjo meyakini kondisi ekonomi Indonesia di 2023 memiliki prospek yang cerah. Hal tersebut didorong oleh pernyataan International Monetary Fund (IMF) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami masih melihat kondisi Indonesia masih cukup baik bahkan di tahun 2023, apalagi menurut IMF di tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia disinyalir masih positif dengan pertumbuhan 5 persen," kata Olivia kepada Bisnis, Rabu (19/10/2022).
Melihat kondisi tersebut, Metland menilai pasar properti masih memiliki peluang untuk tumbuh. Apalagi untuk target konsumen end user yang akan berkontribusi besar dalam penyerapan pasar, mengingat properti merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat.
Meski demikian, dia mengatakan pihaknya telah merancang antisipasi penurunan daya beli dan pergeseran tren kebutuhan properti lewat beberapa strategi dalam pemasaran dan pengembangan proyek yang lebih terjangkau untuk konsumen.
"Saat ini strategi lebih kepada mengakomodir kenaikan harga bahan bangunan akibat kenaikan BBM. Kami mulai mengembangkan produk-produk dan bangunan yang lebih compact," ujarnya.
Beberapa produk properti yang tengah menjadi fokus pengembangan perusahaan yaitu Cluster Lisse di Metland Cibitung dengan luasan mulai LB 30/LT 60 meter persegi. Lalu, tipe The Emerald di Metland Tambun dengan luasan mulai LB 35/LT 72 meter persegi.
"Namun strategi juga digunakan untuk mengakomodir penurunan daya beli jika hal buruk terjadi," jelasnya.
Adapun, hingga September 2022 marketing sales MTLA yang terdiri dari presales dan recurring revenue mencapai Rp1,36 triliun. Perseroan optimis hingga akhir 2022 dapat mencapai target yang telah ditetapkan senilai Rp1,8 triliun.
"Kami optimis properti di tahun depan tetap memiliki momen sendiri dan properti masih menjadi aset yang baik untuk berinvestasi ditengah kondisi makroekonomi saat ini," ungkapnya.