Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Butuh Rp9.000 Triliun untuk Tambah Pasokan Listrik dari EBT

PT PLN (Persero) memperkirakan kebutuhan investasi untuk menambah pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dapat mencapai hingga Rp9.000 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjadi pembicara dalam sesi diskusi State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (18/10/2022)/Antara-Budi Candra Setya
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjadi pembicara dalam sesi diskusi State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (18/10/2022)/Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memperkirakan investasi yang dibutuhkan untuk menambah kapasitas pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 2060 dapat menyentuh di kisaran Rp7.000 triliun hingga Rp9.000 triliun.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini konsumsi listrik PLN berada pada kisaran 300 terrawatt hour (TWh) dan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 1.000 TWh pada 2060. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setidaknya dibutuhkan penambahan 220 gigawatt (GW) pembangkit listrik yang mayoritas berbasis EBT. 

“Itu berarti perlu tambahan investasi US$500 miliar hingga US$600 miliar investasi atau sekitar Rp7.000 triliun hingga Rp9.000 triliun,” kata Darmawan dalam acara SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).

Kendati demikian, Darmawan menerangkan, besaran nilai investasi itu dapat menurun menyusul ongkos pemasangan pembangkit energi bersih yang belakangan makin murah.

“Banyak yang bilang bahwa EBT mahal. Namun bila menengok dari 30 tahun lalu, biaya EBT telah jauh berkurang,” tuturnya.

Adapun, PLN tengah mendorong penghentian operasi PLTU berkapasitas 5,5 GW sebelum 2030 sebagai langkah awal perseroan memberi ruang untuk investasi hijau masuk ke sistem kelistrikan nasional. Manuver itu diperkirakan menelan investasi sebesar US$6 miliar.

Hanya saja program penghentian PLTU seluruhnya hingga 2050 diproyeksikan bakal sulit dilakukan. Center for Global Sustainability University of Maryland memperkirakan kebutuhan dana yang perlu diamankan PLN mencapai US$32,1 miliar atau setara dengan Rp475,4 triliun (asumsi kurs Rp14.810).

Adapun, PLN mesti menaikkan kapasitas serta ekosistem pembangkit EBT dengan nilai investasi menyentuh US$1,2 triliun atau setara dengan Rp17.772 triliun hingga 2050 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper