Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengapresiasi langkah pemerintah atas kebijakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September 2022.
"Daripada memberikan subsidi BBM ke masyarakat menengah atas, menaikkan harga BBM menjadi keputusan yang tepat. Saya apresiasi pemerintah meng-adjust fuel price,” kata Chatib dalam acara BNI Investor Daily Summit 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Chatib mengatakan keputusan yang diambil pemerintah tersebut sudah tepat, meskipun tidak mudah. Menurut dia, beban subsidi BBM sebaiknya difokuskan pada sektor yang lebih penting. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa kualitas belanja pemerintah terjamin.
Pemerintah pada 3 September lalu memutuskan untuk melakukan penyesuaian harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter. Lalu harga Solar dipatok menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter. Kemudian harga Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu menuturkan, keputusan tersebut menjadi pilihan terakhir pemerintah lantaran anggaran subsidi membengkak tiga kali lipat, dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Nominal tersebut diperkirakan bakal terus meningkat.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, yakni pemilik mobil pribadi.
“Mestinya uang pemerintah itu diberikan untuk subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Subsidi harus menguntungkan masyarakat kurang mampu,” ujar Jokowi dalam konferensi pers terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM di Istana Merdeka, Sabtu (3/9/2022).