Bisnis.com, JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk digugat oleh investor Twitter Inc. karena dituduh memanipulasi harga saham dengan sikapnya yang berubah-ubah atas akuisisi platform media sosial tersebut.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (11/10/2022), investor Twitter Giuseppe Pampena mengatakan bahwa ketika Elon sepakat pekan lalu untuk melanjutkan pembelian Twitter dengan harga awal yang disepakati, dia pada dasarnya mengakui bahwa dia hanya menggertak soal membatalkan kesepakatan.
Dalam gugatan class action yang diajukan pada Senin di pengadilan federal San Francisco, penggugat mengatakan sikap Elon Musk yang berubah-ubah serta tuduhannya terhadap Twitter menenggelamkan harga saham, merugikan investor, dan meningkatkan posisi tawar Musk.
Elon memutuskan akan membeli Twitter pada bulan April seharga $54,20 per saham atau US$44 miliar, tetapi kemudian mengumumkan bahwa dia menarik diri dari kesepakatan tersebut tiga pekan kemudian.
“Elon melanjutkan untuk membuat pernyataan, men-tweet, dan terlibat dalam perilaku yang untuk menciptakan keraguan terhadap kesepakatan akuisisi,” demikian menurut isi gugatan seperti dikutip Bloomberg, Selasa (11/10).
Penuntut mengatakan Elon Musk sengaja mendorong saham Twitter turun signifikan agar menciptakan pengaruh posisi yang dapat digunakan untuk mundur dari kesepekatan atau bernegosiasi harga 25 persen lebih rendah. Jika tercapai, harga kesepakatan dapat turun hingga US$11 miliar.
Baca Juga
"Perilaku Musk adalah penipuan dan ilegal," tulisnya.
Elon Musk sebelumnya telah mendapat sejumlah gugatan di sepanjang jalan dalam drama pembelian Twitter ini.
Perwakilan firma hukum Quinn Emanuel Urquhart & Sullivan LLP yang mewakili Musk dalam beberapa masalah hukum termasuk pembelian Twitter, belum memberikan tanggapan terhadap gugatan ini.