Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian PUPR: 83 Persen Kebutuhan Aspal RI Masih Impor

Sekitar 83 persen kebutuhan aspal di Indonesia masih dipenuhi dari impor atau dipasok dari luar negeri.
Petugas mengoperasikan alat berat saat pengaspalan di Jalur Pantura kawasan Gemuh, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (28/5)./Antara-Hafidz Mubarak A
Petugas mengoperasikan alat berat saat pengaspalan di Jalur Pantura kawasan Gemuh, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (28/5)./Antara-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan sekitar 83 persen kebutuhan aspal di Indonesia masih dipenuhi dari impor atau dipasok dari luar negeri.

Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Direktor Jenderal Bina Marga Akhmad Cahyadi mengatakan selama periode 2016-2021, realisasi penggunaan aspal di dalam negeri mencapai 1,06 juta ton per tahun.

Dia menjelaskan dari jumlah tersebut sebesar 176.048 ton dipasokan dari produksi Kilang Cilacap, sedangkan 51.493 ton merupakan pasokan aspal buton yang diproduksi dari Pulau Buton. 

"Kemudian yang lain-lain masih impor kurang lebih kalau dipersentasekan tadi aspal produksi Pertamina 16,5 persen, aspal buton 0,5 persen, jadi 17 persen. Sisanya itu 83 persen diimpor bisa melalui Pertamina dan swasta," kata Akhmad kepada Bisnis, Selasa (11/10/2022).

Akhmad menjelaskan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Buton untuk mendorong produksi aspal buton yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 

Dia menuturkan bahwa nantinya diharapkan 83 persen aspal minyak yang diimpor tersebut dapat disubstitusi oleh aspal buton yang merupakan aspal pracampur.

"Ini memang tergantung produsen perusahaan yang sedang membangun mungkin waktu Presiden ke sana disanggupi oleh perusahaan nasional yang membangun pabrik sehingga dalam dua tahun nanti akan mencukupi kebutuhan aspal kita," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper