Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) hanya menggunakan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk merestorasi sebagian jumlah pesawatnya. Kendati demikian, menurutnya, sebagian besar anggaran restorasi masih mengandalkan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan rencana penambahan frekuensi penerbangan masih akan disesuaikan dengan ketersediaan pesawat hingga akhir tahun ini. Adapun, sumber utama pendanaan masih akan berasal dari PMN.
“Sebagian saja memang dari dari PPA, mayoritas nanti dari dana PMN,” ujarnya, Minggu (9/10/2022).
GIAA menjanjikan tambahan ketersedian kursi mencapai 2,7 juta lewat restorasi jumlah pesawat jelang akhir tahun. Irfan memperkirakan tingkat pertumbuhan permintaan penumpang pada kuartal IV/2022 menjanjikan. Sejauh ini, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV/2022 berkisar di angka 84 persen.
"Dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober sampai dengan Desember," ujarnya.
Melalui pelaksanaan restorasi pesawat yang dioptimalkan pada akhir tahun 2022 ini, Irfan juga memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 pesawat yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 58 armada dari Citilink.
Baca Juga
Sejalan dengan langkah tersebut, perseroan memilih melakukan simplifikasi tipe pesawat. Salah satunya melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022.
Emiten berkode saham GIAA juga memproyeksikan kinerja usaha tumbuh positif pada kuartal IV/2022 sejalan dengan upaya intensif perusahaan dalam mengimplementasikan langkah restrukturisasi kinerja secara menyeluruh pada berbagai lini bisnisnya.
Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan permintaan masyarakat pada periode peak season atau akhir tahun serta realisasi aksi korporasi di antaranya melalui optimalisasi alat produksi yang ditunjang oleh percepatan program restorasi pesawat.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kerja sama dengan PPA ini menjadi solusi dalam upaya percepatan penambahan frekuensi penerbangan sebelum Garuda Indonesia mendapatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang pesawat penerbangan domestik di lima bandara utama Indonesia (Soekarno-Hatta, Juanda, Ngurah Rai, Hasanudin, Polonia) pada semester I/2022 mencapai 13,6 juta penumpang atau meningkat 77 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebanyak 7,7 juta penumpang.
Meningkatnya mobilitas masyarakat di Indonesia mendorong adanya kebutuhan penambahan moda transportasi udara, tidak terkecuali bagi Garuda Indonesia.