Roadshow ke Prancis, Delegasi B20 Promosikan Legacy Program

Kunjungan B20 ke Prancis bertemu dengan BIAC dan ICC yang menyepakati tentang pentingnya keterlibatan dua organisasi ini dalam mendukung dan mempromosikan B20
Foto: Dok. KADIN Indonesia
Foto: Dok. KADIN Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Roadshow dalam rangka sosialisasi dan promosi Presidensi G20-B20 serta meningkatkan kerjasama bilateral ekonomi, investasi serta bisnis kembali dilakukan delegasi B20 Indonesia dan KADIN Indonesia.

Setelah kunjungan ke beberapa negara Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Turki dan Australia, kini lawatan kini dilanjutkan ke Prancis.

Kunjungan di Prancis ini berlangsung selama 4 hari, yakni 4-7 Oktober 2022. Dalam lawatan ini, delegasi yang dipimpin Ketua Umum KADIN Indonesia sekaligus Host of B20 Indonesia, Arsjad Rasjid dan Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani akan bertemu dengan perwakilan Business at OECD (BIAC), organisasi yang menghubungkan komunitas bisnis dengan OECD dan pemerintahan di seluruh dunia serta International Chamber of Commerce (ICC) yang menaungi kamar dagang dan industri di seluruh dunia.

Selain itu, delegasi juga bertemu dengan pimpinan France-Indonesia Business Council of Mouvement des entreprises de France (MEDEF) International yang menaungi puluhan perusahaan di perancis dan juga perwakilan International Advocacy Caucus (IAC), yang terdiri dari Chief Executive Officer (CEO) global terkemuka dan pemimpin bisnis negara-negara G20.

Roadshow ke Prancis, Delegasi B20 Promosikan Legacy Program

Agenda utama dan penting dalam lawatan ke Prancis ini adalah pertemuan dengan BIAC dan ICC yang menyepakati tentang pentingnya keterlibatan dua organisasi ini dalam mendukung dan mempromosikan B20 Indonesia beserta legacy yang diusungnya, mengawal dan mengadvokasi rekomendasi kebijakan yang diusulkan di KTT G20 demi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi sekaligus menguatkan dan mendorong pertumbuhan bisnis UMKM agar masuk dalam rantai pasok global.

Pertemuan ini juga dihadiri Haryanto T Budiman, Chair of TF I&C B20 Indonesia; Mohamad Oemar, Ambassador of Indonesia in France; Philippe Louis Dreyfus, Chairman of the France-Indonesia Business Council of MEDEF International; Ulrik Vestergaard Knudsen, OECD Deputy Secretary General and Representative from Business at OECD; Geoffroy Roux de Bézieux, President of MEDEF and B20 IAC Member.

Hadir juga Sarah Finkelstein, Deputy Director of the Cabinet of the Minister Delegate in Charge of Foreign Trade, Attractiveness and French Nationals Abroad; Charles (Rick) Johnston, Chair Business at OECD; Michele Parmelee, President of IOE dan Jean-Pierre Clamadieu, B20 Energy Sustainability & Climate Co-Chair, Chairman of the Board at ENGIE SA.

Tiga Prioritas dan Empat Legacy Program

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan peran dan dukungan BIAC, ICC dan IOE sangat besar dalam membantu mempromosikan dan mengimplementasikan rekomendasi kebijakan dan program-program yang menjadi legacy dari B20 Indonesia, terutama di OECD dan seluruh dunia. Dalam beberapa forum pertemuan di Prancis, Shinta memaparkan tiga terobosan utama B20 untuk pemulihan ekonomi global dan mendorong kolaborasi lebih kuat dengan negara G20.

“Pertama, B20 Indonesia memprioritaskan inovasi untuk membuka pertumbuhan pascakrisis termasuk inovasi digital dalam ekonomi, memperluas kerja sama melawan kejahatan siber, meningkatkan dana untuk infrastruktur hijau. Kedua, B20 Indonesia mendorong pemberdayaan UMKM dan kelompok rentan melalui bantuan dekarbonisasi dan mendorong kewirausahaan, pertumbuhan bisnis dan penciptaan lapangan kerja, dengan sasaran UMKM,” jelas Shinta, Jumat (7/10/2022) di Paris, Prancis.

Roadshow ke Prancis, Delegasi B20 Promosikan Legacy Program


Lebih lanjut, kata Shinta, terobosan ketiga, B20 Indonesia mendukung peningkatan kerjasama antara negara maju dan berkembang agar meminimalisir kesenjangan industri, ekonomi, infrastruktur termasuk pembiayaan. Untuk itu, B20 Indonesia memfokuskan rekomendasi kebijakan bidang perdagangan dan investasi yang bertujuan untuk memfasilitasi inovasi, digitalisasi, dan adopsi teknologi untuk mendukung mitigasi krisis global di masa depan.

B20 Indonesia, sambung Shinta, juga memiliki 4 legacy program di 3 area fokus utama, yaitu transisi hijau, inklusivitas ekonomi melalui digitalisasi dan pemerataan akses kesehatan.

Untuk transisi hijau, legacy yang disiapkan adalah Carbon Center of Excellence sebagai Knowledge Sharing Hub & Practice Sharing Hub untuk mengembangkan pasar karbon sukarela sebagai sumber pembiayaan alternatif. Sedangkan untuk pertumbuhan inklusif dan digitalisasi, ada B20 Wiki sebagai sistem pendukung bagi UMKM melalui Wiki Learn, Wiki Do dan Wiki Scale.

“Untuk inklusivitas juga ada OGWE yang untuk membantu kewirausahaan perempuan mencakup pemberdayaan perempuan pengusaha melalui peningkatan literasi digital, pemodalan dan keamanan dalam ruang kerja. Sedangkan untuk kesehatan, ada legacy Global “One Shoot” Campaign yang bertujuan untuk menyediakan infrastruktur yang relevan untuk mitigasi krisis kesehatan di masa depan melalui pelibatan bisnis global dalam menyediakan akses vaksin, riset klinis dan big data untuk monitoring penyakit,” jelas Shinta.

Ekonomi Berkelanjutan dan Penguatan UMKM

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Host of B20 Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan hubungan strategis Indonesia dan Prancis sudah berlangsung lebih dari 72 tahun dan semakin erat, terutama dalam hal ekonomi bisnis dan kebudayaan.

Untuk ekonomi bisnis, Indonesia saat ini sedang membahas penguatan kerja sama ekonomi multilateral dengan Uni Eropa atau IEU-CEPA, di mana Prancis menjadi bagian di dalamnya.

“IEU CEPA ini akan meningkatkan investasi dan perdagangan antara Prancis dan Indonesia di berbagai bidang. Jika diratifikasi, Prancis akan menghapus tarif untuk 95% barang impor yang berasal dari Indonesia, dan Indonesia juga akan menghapus pajak untuk 95% impornya dari Prancis. Hal ini akan saling menguntungkan kedua negara, karena Indonesia juga memiliki pasar domestik bernilai lebih dari $1 triliun dan peluang besar bagi perusahaan ternama dari Prancis untuk berekspansi,” jelas Arsjad.

Selain itu, roadshow dan forum dialog yang diadakan bertujuan menggalang dukungan dari pemerintah dan komunitas bisnis Prancis dalam menyukseskan semua agenda Presidensi B20-G20 Indonesia, khususnya yang terkait dengan legacy TF Trade & Investment B20 yaitu Inclusive Closed Loop System dalam rangka pemberdayaan UMKM dan rekomendasi kebijakan TF I&C B20 mengenai prinsip keberlanjutan dalam dunia usaha, antikorupsi dan anti pencucian uang serta penguatan keamanan siber.

“KADIN Indonesia ingin memperkuat hubungan bisnis serta peluang kemitraan ekonomi dengan pemerintah dan komunitas bisnis Prancis. Indonesia telah melakukan banyak terobosan, di antaranya melalui reformasi kebijakan yang mendukung iklim investasi untuk memudahkan para investor. Selain itu, kehadiran delegasi B20 Indonesia juga ingin mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada pengembangan UMKM di Indonesia,” jelas Arsjad.

Selain itu, Arsjad juga menekankan agar OECD, terutama BIAC dan ICC juga membantu mendorong kampanye ekonomi berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi sebagai satu kesatuan dalam memulihkan ekonomi global.

Menurut Arsjad, kolaborasi swasta dan pemerintah harus dijalankan secara erat dalam mendukung ekonomi hijau yang merupakan bagian dari prinsip berkelanjutan demi mitigasi dampak resiko perubahan iklim dan pemanasan global yang semakin memprihatinkan.

“Adopsi ekonomi sirkular dan transisi dari energi fosil ke EBT selain menghemat biaya produksi juga memiliki peluang berkembang pesat. Bisnis plastik daur ulang diproyeksikan mencapai USD55 Miliar pada tahun 2030. Lalu, industri yang sejalan dengan sektor hijau juga diuntungkan dalam menciptakan lapangan kerja baru. Seperti yang diperkirakan Badan Energi Internasional bahwa akan hadir 14 juta green jobs di seluruh dunia pada tahun 2030. B20 Indonesia dan KADIN mendorong OECD/BIAC dan ICC mempromosikan tata dunia yang lebih inklusif dengan lebih banyak kolaborasi lintas batas,” terang Arsjad.

Baik Shinta maupun Arsjad mengatakan kesuksesan Presidensi dan B20 Indonesia Summit yang akan berlangsung November mendatang di Bali tergantung dari dukungan dan kolaborasi semua pemimpin G20 serta sektor bisnis.

Legacy yang dihasilkan B20 Indonesia diyakini akan menjadi terobosan yang menyumbang percepatan pencapaian agenda G20 jika disertai dukungan komitmen dari komunitas bisnis dari seluruh dunia, terutama anggota G20.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper