Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tenaga Kerja AS Masih Kuat, Data Nonfarm Payroll Naik di Atas Ekspektasi

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data Nonfarm Payrolls (NFP) naik 263.000 pada September 2022.
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket../Bloomberg
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket../Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Data tenaga kerja Amerika Serikat masih kuat pada September 2022, meskipun cenderung melandai dari bulan sebelumnya. Adapun tingkat pengangguran juga turun.

Data tenaga kerja yang positif ini menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat dan terbukti tahan terhadap kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (7/10/2022), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data Nonfarm Payrolls (NFP) naik 263.000 pada September, kenaikan bulanan terkecil sejak April 2021 dan lebih rendah dari kenaikan 315.000 pada Agustus.

Sementara itu, tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 3,5 persen ke level terendah dalam lima dekade terakhir. Penghasilan per jam rata-rata juga meningkat.

Kenaikan NFP ini lebih tinggi dari median proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 255.000. Adapun proyeksi tingkat pengangguran sebesar 3,7 persen. Perekrutan berbasis relatif luas, dipimpin oleh kenaikan perekrutan sektor pariwisata, perhotelan, dan perawatan kesehatan.

Data NFP ini menjadi gambaran terbaru dari kuatnya pasar tenaga kerja AS. Meskipun ada indikasi permintaan tenaga kerja mulai melandai, terutama dengan adanya penurunan lowongan pekerjaan, banyak perusahaan masih kekurangan staf dan terus merekrut pekerja dengan kecepatan yang solid.

Kekuatan ini tidak hanya menopang belanja konsumen tetapi juga mendorong pertumbuhan upah karena bisnis bersaing untuk mendapatkan pekerja.

Di sisi lain, The Fed berharap adanya pelemahan signifikan dalam kondisi pasar tenaga kerja, dengan tujuan untuk mendinginkan pertumbuhan upah dan inflasi.

Data tenaga kerja September menjadi data terakhir yang dinantikan The Fed sebelum pertemuan kebijakan November, di mana bank sentral AS ini mempertimbangkan kenaikan suku bunga 75 basis poin lanjutan.

Data inflasi pekan depan juga akan menjadi fokus The Fed dalam pengambilan keputusan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper