Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Tahu Tempe Bakal Kerek Harga, Begini Respons Kemendag

Kemendag buka suara terkait rencana pengrajin tahu tempe yang akan menaikkan harga produknya di tengah kenaikan harga kedelai.
Pekerja menggiling kedelai di pabrik pembuatan tahu, Desa Ploso, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pekerja menggiling kedelai di pabrik pembuatan tahu, Desa Ploso, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memaklumi langkah produsen tahu tempe yang berencana menaikkan harga sekitar 30 persen. Kenaikan harga tersebut disebabkan harga kedelai yang naik Rp2.000 dalam sebulan jadi Rp13.000 per kg di tingkat produsen.

Plt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menyampaikan harga kedelai berkontribusi sebanyak 68 persen dari biaya produksi tempe.

"Jadi, kalau harga kedelai naik 30 persen, harga tempe naik hampir 20 persen. Itu yang kami lihat," kata Syailendra saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga kedelai per 26 September 2022 adalah Rp 14.200 per kg. Harga kedelai hari ini naik 14,51 persen dibandingkan harga kedelai pada 24 September 2021 senilai Rp 12.400. Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Syailendra mengatakan salah satu strategi pengendalian fluktuasi harga kedelai impor adalah pembelian kedelai secara berjangka. Hal tersebut berhasil dilakukan China untuk menjaga ketersediaan kedelai pada 2020-2021.

Menurutnya, pembelian kedelai pada 2023 akan dilakukan secara berjangka sepanjang tahun. Sementara itu, Syailendra akan menjaga harga tempe di dalam negeri agar tetap sesuai dengan kondisi pasar. "Dijaga lah harga tempe. Perajin jangan rugi, konsumen juga jangan sampai keberatan juga saat membeli," kata Syailendra.

Sementara itu, Ketua Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin pun meminta Kemendag turut mengkomunikasikan kepada masyarakat mengenai kenaikan harga tersebut.

“Kami meminta Kemendag pun turut mengeksposure kenaikan ini,” ujar Aip saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Aip menjelaskan kenaikan harga kedelai pun turut mengurangi sekitar 30 persen produktivitas perajin tahu tempe. Sebab, pasokan kedelai untuk perajin berkurang cukup drastis.

“Perajinnya tetap, tapi produksi turun. Makanya, sekarang pendapatan turun, gizinya turun banyak kelaperan dan lain lain. Karena tidak ada penghasilan lain selain tempe tahu. Biasanya dapat 100 kg, sekarang Cuma 70 kg. Dari 70 kg, jadi 50 kg,” tutur dia.

Sebagai informasi, Kemendag lewat Perum Bulog ditargetkan mensubsidi selisih harga senilai Rp 1.000 per Kg pada April-Juli 2022 untuk 800.000 ton kedelai. Tetapi, realisasi program tersebut hanya 10 persen dari target atau sebanyak 80.000 ton. Kemendag menyatakan, akan melanjutkan program penyaluran selisih harga tersebut.

“Ya kita akan lanjutkan. Setelah surat dari Bapanas diterima kita langsung buat surat izinnya,” ujar Syailendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper