Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 memastikan segala kebutuhan sarana pendukung dan logistik keperluan konferensi akan terpenuhi.
Persiapan menuju acara puncak pada November mendatang terus dilakukan guna memenuhi kebutuhan tamu delegasi yang akan hadir.
"Target kami akhir Oktober ini akan selesai," kata Andreas Patria, juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (27/9/2022).
Seperti diketahui, Kemenko Marves ditunjuk sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan KTT G20 yang dilaksanakan pada 15-16 November mendatang di Bali.
Salah satu persiapan logistik yang ditangani Kemenko Marves adalah kesiapan Bandara Internasional Ngurah Rai untuk melayani penerbangan. Dipastikan intensitas penerbangan di bandara internasional ini akan tinggi.
"Pemerintah akan memastikan semua kebutuhan penerbangan itu terpenuhi, antara lain soal parkir pesawat, jadwal pendaratan, hingga parkir pesawat. Ngurah Rai tidak cukup untuk menampung. Karena itu beberapa bandara di sekitar Bali juga akan diaktifkan untuk membantu," kata Andreas
Baca Juga
Kesiapan akomodasi perhotelan sebagai tempat menginap delegasi juga menjadi perhatian. Saat ini terdapat 22 hotel di berbagai kawasan di Bali yang menyediakan lebih dari 8 ribu kamar. Antara lain berada di Nusa Dua, Kuta, Jimbaran, Sanur, Seminyak, dan Tanjung Benoa.
Dari 22 hotel itu tersedia 26 kamar kelas presidential suite. Selain itu, juga terdapat alternatif hotel lainnya yang menyediakan 13 kamar presidential suite. Sehingga total bisa menampung hingga 39 tamu VVIP.
Hal lain yang disiapkan panitia adalah unit transportasi listrik. Hal ini sejalan dengan misi mempopulerkan green energy atau energi terbarukan yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan pencemaran lingkungan.
Beberapa pabrikan otomotif sudah menyatakan minat menyediakan mobil listrik untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 ini, antara lain Hyundai, Toyota, dan Wuling. Bahkan beberapa pabrikan dan perusahaan lain juga berencana meminjamkan sepeda dan motor listrik.
"Hampir semua industri ingin terlibat dan menawarkan dukungan untuk membantu pemerintah Indonesia," ujar Andreas.