Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan merumuskan sejumlah strategi untuk Indonesia dalam membangun kemaritiman yang telah dalam Hari Maritim Nasional (HMN) yang ke-58 jatuh pada 23 September 2022.
Peringatan HMN pada tahun ini mengangkat tema “Maritim Tangguh untuk Pembangunan Berkelanjutan” dengan slogan Maritim Tangguh, Indonesia Kuat.
Luhut pun memaparkan sejumlah strategi yang dapat dilakukan oleh Indonesia, yaitu melalui strategi ekonomi, politik, dan budaya. Strategi ekonomi untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi maritim sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat yang adil dan merata.
Kemudian, strategi politik digunakan untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan maritim, serta pengelolaan maritim yang baik. Selain itu, strategi budaya juga diupayakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memajukan karakter dan budaya, serta memajukan sumber daya manusia yang selaras dengan perkembangan IPTEK kelautan.
Tak hanya itu, Kemenko Marves sedang mengkaji kontribusi ekonomi maritim berbasis konsep baru ekonomi maritim dengan mengadopsi konsep ocean account yang sedang berkembang di dunia.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mengetahui besaran Produk Domestik Bruto atau PDB Maritim berdasarkan pemahaman ini. PDB Maritim kita perlukan sebagai base line yang akan kita monitor perkembangannya setiap tahun. Capaian PDB Maritim juga akan menjadi feedback pembangunan kemaritiman yang akan kita laksanakan di waktu-waktu mendatang,” jelasnya, Jumat (23/9/2022).
Baca Juga
Adapun, kajian sementara ekonomi maritim yang dilakukan oleh BRIN bersama Kemenko Marves estimasi nilai PDB kemaritiman Indonesia pada 2020 sebesar Rp1.212 triliun atau 11,31 persen dari PDB nasional yang mencapai Rp10.722 triliun. Nilai ini turun sekitar Rp19 triliun dari 2019 yang mencapai Rp1.231 triliun.
Penurunan ini diduga sebagai dampak pandemi Covid–19. Akan tetapi meskipun nilainya turun tetapi kontribusinya mengalami peningkatan dari sebesar 11,25 persen pada 2019 menjadi 11,3 peresn pada 2020. Hal ini menjadi indikasi bahwa kemaritiman cukup kuat menghadapi krisis global seperti Covid-19.
Pada 2024, Luhut juga menyebut bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang pertama akan berakhir. Selanjutnya, pemerintah akan menyusun RPJPN yang kedua untuk kurun waktu tahun 2025-2045. Terkait hal ini, kendati masih berjuang untuk mengendalikan pandemi Covid- 19, pemerintah, sebutnya, sedang menyusun peta jalan agar Pembangunan Jangka Panjang Nasional ke-depan dijiwai oleh semangat pembangunan kemaritiman.
Dalam rangka menuju Indonesia emas pada 2045, Luhut juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia sebagai Pusat Peradaban Maritim Dunia. Dalam mewujudkan visi Indonesia tersebut, pembangunan nasional harus diarahkan pada pembangunan kemaritiman, yaitu kegiatan pembangunan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya mempertimbangkan jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar.
“Semua harus memberi perhatian besar untuk pembangunan kemaritiman. Kita mulai dengan menyamakan pemahaman kita pada bidang kemaritiman. Meningkatkan literasi bangsa di bidang kemaritiman menjadi langkah awal. Akan tetapi tidak boleh terlalu lama dan berhenti di situ. Kita harus lanjutkan dengan aksi nyata meraih kembali kejayaan bahari. Justru di laut kita jaya,” tegasnya.