Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Soroti Soal Krisis Pangan dan Ketahanan Industri

Menko Airlangga menyampaikan jika krisis pangan dan energi tidak ditangani, hal tersebut dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia.
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022). Dok. Bank Indonesia
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, NUSA DUA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pentingnya menangani krisis pangan dan ekonomi global di forum Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM).

Airlangga mengatakan, jika krisis pangan dan energi global tidak ditangani, hal tersebut dapat menyebabkan kemunduran pertumbuhan global di masa depan dan dapat menjadi sumber masalah struktural yang lebih signifikan.

Tanpa makanan, lanjutnya, jumlah orang yang rawan pangan meningkat dua kali lipat dari 135 juta sebelum pandemi, menjadi 276 juta hanya dalam dua tahun.

"Efek situasi Ukraina mendorong jumlah ini menjadi 323 juta orang akan menjadi miskin, menyebabkan tingkat produktivitas berkurang. Tanpa energi, sektor riil tidak akan dapat beroperasi dan transisi ke energi yang bersih dan berkelanjutan akan tertunda," ujar Airlangga di TIIMM, Nusa Dua, Kamis (22/9/2022).

Dia melanjutkan, Indonesia percaya aspek industri sangat penting untuk menjadi wacana, karena industri pada dasarnya adalah motor untuk berfungsinya perdagangan, serta untuk mengamankan rantai pasokan, dan investasi sangat penting untuk operasinya.

Berdasarkan studi UNIDO tahun 2022, kata dia, kapabilitas industri telah menjadi kunci di negara dengan ketahanan pandemi. Selain itu, negara dengan indeks kinerja industri yang lebih kompetitif, lebih tahan dari dampak pandemi.

"Oleh karena itu, G20 harus mempromosikan kesetaraan untuk meningkatkan industri. Ini adalah panggilan yang serius untuk G20 untuk memiliki kerjasama yang lebih baik untuk memberikan insentif dan dukungan yang diperlukan untuk mendorong aspek industri pada adopsi teknologi untuk negara maju maupun negara berkembang," tuturnya.

Airlangga menyebut, tantangan global saat ini juga membutuhkan solusi global. Dia meyakini mekanisme multilateral akan menjadi platform terbaik, di mana negara-negara G20 dapat menemukan jawaban untuk mewakili kesatuan tujuan.

"Indonesia telah bekerja sama dengan anggota G20 lainnya dalam menetapkan arah strategis untuk mengembalikan kepercayaan pada institusi global dengan cara mereformasi itu. Dalam hal ini reformasi WTO sangat penting," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper