Bisnis.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memprediksi tingkat inflasi tahunan di Indonesia pada 2022 bisa meningkat menjadi 4,6 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom Senior ADB untuk Indonesia Henry Ma mengatakan proyeksi melonjaknya inflasi terjadi setelah pemerintah menaikkan harga BBM pada awal September 2022.
Jika kenaikan harga pada 2013 dan 2014 merupakan indikasi, lanjutnya, ADB memprediksi inflasi setahun penuh akan menjadi sekitar 4,6 persen secara rata-rata atau dibandingkan dengan capaian inflasi sebelumnya sebesar 3,6 persen.
"Akan ada lonjakan inflasi karena kenaikan harga BBM di bulan September 2022. Kami memperkirakan dampaknya akan terasa selama tiga bulan, yaitu September, Oktober, dan November 2022," ujarnya dalam agenda Asian Development Outlook 2022 Update on Indonesia di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Dia melanjutkan ADB masih memantau pergerakan inflasi pada tahun 2023.
Jika melihat peningkatan inflasi inti (core inflation), dia memprediksi tingkat inflasi pada semester I/2023 atau Januari-Juni 2023 maka tingkat inflasi Indonesia akan berada di kisaran 5,5-6 persen secara tahunan.
Baca Juga
"Namun, inflasi akan melandai pada semester II/2023 di kisaran 3,8 persen," imbuhnya.
Selain prediksi soal inflasi, ADB juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 5,4 persen dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada pada Juli 2022.
Henry menjelaskan keputusan ADB untuk menaikkan proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dilakukan seiring momentum yang kuat di sisa tahun 2022.
“Kabar terbaru, kami menaikkan lagi proyeksi [pertumbuhan ekonomi Indonesia] menjadi 5,4 persen untuk setahun penuh 2022,” katanya.