Bisnis.com, JAKARTA — Pertemuan keempat Kelompok Kerja Infrastruktur (Infrastructure Working Group/IWG) G20 berhasil menyepakati deliverables agenda G20 di bidang infrastruktur.
Deliverables tersebut berupa cetak biru (blueprint) untuk meningkatkan pembiayaan dan pengembangan InfraTech, serta indikator QII telah dipublikasikan secara terbuka pada situs resmi G20.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari menyampaikan bahwa deliverables nantinya akan dibawa pada Forum Menteri Keuangan dan Bank Sentral (FMCBG) pada Oktober mendatang untuk mendapatkan persetujuan.
“Kedua dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi negara anggota G20 dalam mendorong investasi infrastruktur terdigitalisasi dan berkualitas,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (16/9/2022).
Pertemuan keempat iWG diadakan secara hybrid di Yogyakarta pada 15–16 September, dihadiri oleh beberapa delegasi negara anggota dan organisasi internasional.
Dia mengatakan, sebelum pertemuan utama tersebut, Presidensi Indonesia menyelenggarakan seminar ‘Advancing Sustainable and Inclusive Infrastructure Investment’ hasil kolaborasi bersama G20 Engagement Groups, yaitu Business 20/B20, Think 20/T20, dan Urban 20/U20.
Baca Juga
Para pembicara yang merupakan perwakilan negara anggota G20 dan elemen engagement groups menyampaikan berbagai perspektif, inisiatif, dan pengalaman dalam pembiayaan pembangunan berkelanjutan dan mendorong investasi swasta, khususnya bagi pemerintah daerah.
Pada sesi kedua, pengalaman provinsi DKI Jakarta menjadi studi kasus dalam upaya kolaboratif dalam membangun infrastruktur inklusif di tingkat daerah.
Engagement groups maupun peserta seminar diharapkan dapat memberikan masukan dan mendukung pelaksanaan deliverables agenda IWG, khususnya terkait framework untuk mendorong partisipasi swasta dalam investasi infrastruktur berkelanjutan serta perangkat kebijakan untuk memobilisasi pendanaan dan pembiayaan investasi infrastruktur yang inklusif dan berkualitas di daerah dan kota yang difinalisasi di pertemuan hari pertama.
Pada pertemuan hari kedua, GI Hub memaparkan pembaruan terkait InfraTracker 2.0 tool yang digunakan untuk mengidentifikasi tren investasi infrastruktur negara anggota G20 dan negara undangan yang dapat digunakan dalam menyusun perencanaan infrastruktur.
Pada kesempatan yang sama, negara anggota juga mendiskusikan opsi tata kelola GI Hub yang akan disampaikan pada FMCBG di bulan Oktober 2022.