Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pak Jokowi! Rakyat Khawatir Harga Pangan Naik, Akibat BBM Mahal

Continuum Data mencatat bahwa 10,9 persen warganet memperbincangkan kenaikan ongkos transportasi akibat naiknya harga BBM.
Harga BBM naik bisa menyebabkan bahan pangan naik dan  berdampak pada inflasi
Harga BBM naik bisa menyebabkan bahan pangan naik dan berdampak pada inflasi

Bisnis.com, JAKARTA — Lonjakan harga pangan menjadi keluhan terbesar masyarakat setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Setelah itu, kenaikan tarif energi dan ongkos transportasi menjadi sorotan.

Analis data dari Continuum Data Indonesia Natasha Yulian menjelaskan bahwa pihaknya menganalisis percakapan di media sosial Twitter dalam rentang 9 Agustus—11 September 2022, ketika momentum kenaikan harga BBM. Terdapat 891.000 pembicaraan mengenai kenaikan harga BBM dari 424.000 akun—dengan mengecualikan cuitan media dan buzzer.

Natasha menjelaskan bahwa 92,3 persen warganet memberikan respons negatif atas kenaikan harga BBM, karena perekonomian masyarakat belum pulih dari pandemi Covid-19 tetapi sudah menerima beban baru. Meskipun begitu, terdapat 7,7 persen warganet yang mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Keluhan terbanyak adalah terkait dengan harga pangan, karena masyarakat menilai bahwa kenaikan harga BBM akan turut mengerek harga berbagai bahan makanan. Tak heran, karena rantai distribusi pangan sangat bergantung kepada pertalite dan solar, yng harganya naik beberapa waktu lalu.

“Jika dikelompokkan komoditasnya, kelompok pangan, energi, dan transportasi menjadi hal yang paling dikaitkan dengan kenaikan harga BBM. 56,7 persen masyarakat memperbincangkan komoditas pangan,” ujar Natasha dalam diskusi daring bertajuk BBM Naik, Apa Dampaknya terhadap Komoditas Lain yang digelar Indef, Kamis (15/9/2022).

Menurutnya, jenis pangan yang paling banyak disinggung adalah bawang, beras, cabai, gula, mie instan, minyak goreng, sayur, dan telur. Barang-barang itu termasuk ke dalam penyumbang inflasi pangan dalam beberapa bulan terakhir, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS).

Setelah itu, 27,6 persen warganet menyatakan terbebani oleh risiko kenaikan harga liquid petroleum gas (LPG) dan listrik, sebagai imbas naiknya harga BBM. Kedua barang tersebut memang mendapatkan subsidi dari pemerintah, tetapi kekhawatiran tetap muncul di masyarakat.

Continuum Data mencatat bahwa 10,9 persen warganet memperbincangkan kenaikan ongkos transportasi akibat naiknya harga BBM. Ojek online (ojol), yang sebenarnya bukan transportasi umum pun turut menjadi perbincangan, karena terdapat kemungkinan kenaikan ongkos.

“Ada yang mengeluhkan kenaikan tarif bus antar kota antar provinsi [AKAP]. Ada yang mengatakan tarif travel naik tetapi gaji tidak naik,” kata Natasha.

Sebanyak 2,6 persen warganet membahas dampak kenaikan harga BBM terhadap ternak dan 2,3 persen memperbincangkan dampaknya terhadap bahan bangunan.

“Persentase perbincangan ini selaras dengan apa yang paling masyarakat khawatirkan, yang berarti kenaikan harga pangan menjadi yang paling dikhawatirkan masyarakat,” ujar Natasha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper