Bisnis.com, AMBON- Terminal Petikemas Ambon mengalami peningkatan kapasitas pelayanan peti kemas usai bertransformasi sejak 2019. Pelabuhan peti kemas dekat dengan perairan Laut Banda itu kini memiliki kapasitas hingga 300.000 twenty-foot equivalent per units (TEUs).
Transformasi yang dilakukan oleh TPK Ambon terus berlangsung hingga saat ini, apalagi setelah merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sejak pada Oktober 2021 lalu.
Sejak tiga tahun lalu, penataan terminal dilakukan untuk mendorong efektivitas dan efisiensi kinerja bongkar muat petikemas. Hasilnya, kapasitas meningkat kendati tidak adanya perluasan area operasional.
"Jadi kita tidak melakukan penambahan luas lahan, hanya penataan aja. Sejak ditata itu kapasitas kita meningkat sampai 250.000 TEUs bahkan sampai 300.000 TEUs," terang General Manager (GM) TPK Ambon I Nengah Suryana Jendra kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Selasa (13/9/2022).
Pascatransformasi, penataan peti kemas juga bisa lebih maksimal yakni bisa ditumpuk hingga lima layer dari awalnya hanya tiga layer. Hal itu juga mendorong efisiensi ruang area terminal.
Hal tersebut juga tidak lepas dari fasilitas yang tersedia seperti dua unit container crane (CC), lima unit RTG, FL 32 ton, dan dua unit reach stacker. Sebelumnya, pada 2017, kegiatan bongkar muat dilakukan dengan ship crane dan luffing crane.
Baca Juga
Buah dari kerja sama transformasi dengan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) itu juga turut meningkakan kecepatan bongkar muat peti kemas di TPK Ambon. Sebelum bertransformasi, kecepatan hanya mentok rata-rata 15 box ship per hour (BSH), sementara itu saat ini sudah meningkat rata-rata 26 sampai dengan 36 BSH.
"Jadi setelah transformasi itu dari 2019 sampai sekarang kegiatan yang ada di Ambon kalau boleh dikata bisa kita setarakan dengan [pelabuhan] yang ada di barat," ujarnya.