Bisnis.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pembayaran uang kompensasi oleh Twitter Inc. senilai US$7 juta atau Rp103,8 miliar kepada whistleblower yang mengungkap masalah di perusahaan, memberinya alasan lain membatalkan akuisisi.
Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (10/9/2022), Elon Musk mencoba mengakhiri akuisisi Twitter senilai US$44 miliar atau Rp625,5 triliun setelah mengatakan platform itu menipunya dan investor terkait jumlah akun spam dan bot di antara lebih dari 230 juta penggunanya.
Twitter menanggapi kekhawatiran jumlah bot adalah dalih Musk untuk mengakhiri kesepakatan yang diduga berubah menjadi penyesalan.
Dalam klaim kepada pengadilan pada Jumat (9/9), Pengacara Elon Musk mengatakan sebagai bagian dari kesepakatan pembelian, Twitter perlu memberi tahu miliarder itu sebelum menghabiskan US$7,75 juta sebagai uang kompensasi mantan kepala keamanan perusahaan Peiter Zatko pada 28 Juni.
Pengacara Elon Musk mengaku mengetahui kesepakatan Zatko pada 3 September ketika Twitter mengajukan dokumen di pengadilan.
Zatko dijadwalkan untuk bersaksi di depan komite Senat Amerika Serikat (AS) pekan depan tentang kekhawatiran atas sistem keamanan yang lemah, masalah privasi, dan jumlah bot di Twitter. Dia juga diminta untuk bersaksi dalam gugatan Twitter.
Baca Juga
Kedua belah pihak bersiap untuk persidangan Oktober atas gugatan Twitter yang memaksa Musk menyelesaikan kesepakatan.
Hakim Delaware Kathaleen St. Jude McCormick pada Rabu menyetujui permintaan Elon Musk untuk menambahkan tuduhan Zatko ke dalam gugatan baliknya. Namun, dia menolak permintaan untuk menunda persidangan.
Ini adalah ketiga kalinya Musk mengatakan kepada pejabat Twitter bahwa dia menarik penawaran US$54,20 per saham untuk platformnya karena melanggar perjanjian pembelian yang mencakup transaksi.
Sementara penyelesaian melanggar persyaratan bahwa eksekutif Twitter mengoperasikan perusahaan dalam kegiatan bisnis biasa, pertempuran hukum atas upaya Musk untuk menggagalkan kesepakatan telah diselesaikan.