Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Cadangan Devisa Indonesia Berpotensi Tergerus Bulan Depan

Ekonom memperkirakan posisi cadangan devisa Indonesia berpotensi tergerus gara-gara kebijakan The Fed yang hawkish.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Cadangan devisa Indonesia berpotensi tergerus akibat sentimen pasar terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan masih akan hawkish pada September 2022. 

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia stabil, yaitu sebesar US$132,2 miliar pada Agustus 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata  Josua Pardede menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa yang tetap pada Agustus 2022 mengindikasikan terjadi aliran modal masuk. Di sisi lain, langkah stabilisasi nilai tukar rupiah mendorong penurunan cadangan devisa. Namun demikian, dia memperkirakan cadangan devisa ke depan cenderung naik terbatas, meski sentimen di pasar keuangan mulai membaik. 

“Memang di bulan September, akibat sentimen hawkish the Fed, cadangan devisa berpotensi kembali turun,” katanya kepada Bisnis, Rabu (7/9/2022).

Lebih lanjut, Josua mengatakan momentum iklim investasi di pasar keuangan domestik akan tetap terjaga meski kenaikan harga BBM mendorong potensi kenaikan inflasi dan direspons dengan ekspektasi kenaikan suku bunga BI.

Di samping itu, menurutnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga mendukung produktivitas belanja yang selanjutnya akan berimplikasi pada kesinambungan fiskal dan produktivitas utang yang pada akhirnya akan membatasi penurunan kepemilikan investor asing pada SBN kedepannya. 

“Prospek pemulihan ekonomi domestik juga akan tetap mendukung aliran modal asing di pasar saham domestik. Pada akhir 2022, cadangan devisa diperkirakan berada pada kisaran US$134–US$135 miliar,” ujar Josua.

Kepala Departemen  Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan bahwa perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah akibat masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” tulisnya dalam keterangan resmi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper