Bisnis.com, JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia tengah ramai diperbincangkan publik karena lebih murah dibandingkan harga BBM di Indonesia dan negara Asean lainnya.
Bukan hanya di Asean, Malaysia bahkan tercatat termasuk dalam 10 besar negara dengan harga BBM termurah di dunia.
Dikutip dari laman Global Petrol Prices, Malaysia menduduki urutan ke-10 untuk negara dengan harga BBM jenis RON 95 termurah di dunia dengan harga US$0,45 per liter atau setara dengan Rp7.000 per liter jika mengacu pada asumsi Rp15.000 per dolar AS.
Harga Malaysia tersebut hanya terpaut tipis dengan negara-negara termurah lainnya seperti Venezuela, Libya, Iran, Aljazair, Angola, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Nigeria. Lantas, apa yang menyebabkan harga BBM di Malaysia menjadi murah?
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa harga BBM yang ditetapkan Malaysia tidak bisa dibandingkan begitu saja dengan harga BBM yang berlaku di Indonesia dan negara-negara lainnya di dunia.
Selain ada perbedaan komponen pembentuk harga di kedua negara, harga BBM di Malaysia bisa terus ditahan meskipun ada peningkatan harga minyak. Ini merupakan hasil dari penerapan subsidi besar-besaran yang diterapkan pemerintah Malaysia.
Dia mengungkapkan pada dasarnya pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi BBM sehingga harga bahan bakarnya juga tidak mengikuti skema pasar. Hanya saja tujuan pemberian subsidinya berbeda dengan skema pemberian subsidi yang ada di Indonesia.
"Fokus Malaysia dengan kita [Indonesia] berbeda. Mereka fokus pertumbuhan sehingga memberikan subsidi yang besar," kata Komaidi seperti dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).
Komaidi menjelaskan, pemerintah harus bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait dengan ramainya opini masyarakat yang membandingkan harga BBM di Malaysia dengan Indonesia.
Pertamina dinilai juga memiliki andil untuk menjelaskan informasi tersebut kepada masyarakat. Dengan begitu, isu yang berkembang di masyarakat tidak menjadi bola liar dan memperkeruh suasana.
"Kalau ada yang menyampaikan bahwa Malaysia tidak ada subsidi mungkin belum mendapat info lengkap. Semestinya hal-hal semacam ini dengan sederhana dijelaskan oleh pemerintah atau Pertamina," tuturnya.