Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Kandidat Terkuat PM Inggris, Liz Truss Janjikan Tekan Biaya Energi Jika Terpilih

Jika Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris, maka dia akan menjadi PM wanita setelah setelah Theresa May dan Margaret Thatcher.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di London./Antara
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di London./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pengganti Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris akhirnya akan ditentukan hari ini, Senin (5/9/2022), setelah persaingan sengit di dalam Partai Konservatif antara menteri Luar Negeri Liz Truss dan Menteri Keuangan Rishi Sunak.

Dalam kontestasi di dalam Partai Konservatif ini, Truss menjadi kandidat terkuat. Pemungutan suara dalam kontes dua bulan ditutup pada hari Jumat, dan hasilnya akan diumumkan pada pukul 12.30. di London (18.3 WIB).

Jika Truss terpilih, maka dia akan menjadi PM Inggris wanita setelah setelah Theresa May dan Margaret Thatcher. Wanita berusia 47 tahun itu secara konsisten mengungguli Sunak dalam pemungutan suara di antara sekitar 200.000 anggota Konservatif yang memenuhi syarat untuk memilih.

PM Inggris terpilih akan resmi diangkat oleh Ratu Elizabeth II di Balmoral, istananya di Skotlandia, pada Selasa (6/9/2022).

Setelah menjadi PM Inggris, Truss berjanji bahwa dia akan segera mengumumkan rencana membantu rumah tangga yang kesulitan mengatasi lonjakan harga listrik dan pasokan energi.

"Dalam satu minggu saya akan memastikan ada pengumuman bagaimana kita akan menangani masalah biaya energi dan pasokan jangka panjang, untuk memastikan posisi negara untuk musim dingin," kata Truss kepada BBC, dikutip dari The Guardian, Senin (5/9/2022).

Truss telah menjanjikan anggaran darurat di bulan pertamanya menjabat, mungkin sebelum masa reses Parlemen pada 22 September. Dia bersumpah untuk membantu warga Inggris dengan menghapus kenaikan premi Asuransi Nasional sebesar 1,25 persen, pajak gaji, dan pemotongan retribusi hijau dari biaya energi

Selain itu, Truss juga berjanji menghemat anggaran sebesar 150 poundsterling per rumah tangga. Namun, dia menolak untuk memberikan secara spesifik mengenai kebijakan untuk membantu pensiunan dan warga berpenghasilan terendah, yang tidak akan mendapat manfaat dari pemotongan Asuransi Nasional.

Dia juga mengesampingkan pengenaan pajak atas keuntungan energi untuk membiayai bantuan bagi rumah tangga, bahkan ketika analisis Departemen Keuangan memperkirakan sektor tersebut menghasilkan keuntungan berlebih sebesar 170 miliar poundstgerling selama dua tahun ke depan.

Ketika ditanya mengenai polis Asuransi Nasional, Trus mengatakan bahwa kebijakannya adil dan rencana pemotongan pajak akan menguntungkan penerima tertinggi 250 kali lebih banyak daripada yang termiskin, dengan alasan itu salah untuk melihat semua kebijakan ekonomi melalui "lensa redistribusi".

Sementara itu, Kwasi Kwarteng, yang diperkirakan menjadi Menteri Keuangan jika Truss terpilih, bersikeras bahwa pemerintahnya akan bertindak dengan cara yang bertanggung jawab secara fiskal.

Tim Truss mengatakan bahwa mereka akan meninjau aturan fiskal Departemen Keuangan, termasuk bahwa tingkat utang harus turun sebagai bagian dari pendapatan nasional antara tahun kedua dan ketiga, setelah data terbaru dipertimbangkan.

Komentar Kwarteng tampaknya merupakan upaya untuk menenangkan pasar setelah kampanye Truss berjanji untuk mendorong ekonomi dengan memotong pajak yang mengkhawatirkan investor di tengah lonjakan inflasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper