Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan Indonesia harus tetap waspada lantaran rantai pasok global saat ini belum pulih, sehingga akan mempengaruhi harga-harga komoditas pangan yang harus diimpor.
“Trennya [harga] memang cenderung turun, tapi ketidakpastiannya masih tinggi dan levelnya masih tinggi ini perlu diwaspadai, nanti dampaknya kepada harga-harga dalam negeri,” ujar Margo dalam keterangan persnya, Kamis (1/9/2022).
Mengutip data BPS, harga gandum per Juli mencapai US$382,5 per ton, turun dari posisi US$294,5 per ton pada Juli tahun lalu. Kemudian, harga kedelai tercatat naik menjadi US$678,2 per ton pada Juli 2022 dari sebelumnya US$600,4 per ton secara tahunan.
Sementara itu, harga crude palm oil (CPO) bergerak turun menjadi US$1.056,64 per ton pada Juli 2022 dari posisi 1.062,99 per ton pada Juli tahun lalu. Lalu, harga gula juga naik menjadi US$0,40 per kg pada periode yang sama.
Selain itu, Margo menyampaikan juga bahwa sentra-sentra komoditas holtikultura pada bulan Agustus sudah mulai panen. Hal tersebut, tentunya akan segera menstabilkan harga komoditas pangan yang menjadi penyebab inflasi.
“Produksi yang selama ini menyumnang inflasi ini memasuki masa panen di bulan Agustus 2022, terutama di Nganjuk, Probolinggo dan Demak itu untuk bawang merah. Kediri dan Blitar untuk cabai. Jadi beberapa sentra produksi yang kemarin sempat terganggu suplainya ini sudah panen. Ini juga akan berpengaruh pada inflasi dalam negeri untuk dalam negeri,” ungkap Margo.