Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kemenkop UKM Targetkan Minyak Makan Merah Beredar Awal 2023

Kemenkop UKM menargetkan minyak makan merah akan mulai beredar di pasaran pada awal 2023 dengan melakukan percepatan produksi menggandeng BPOM dan BSN.
Annasa Rizki Kamalina
Annasa Rizki Kamalina - Bisnis.com 26 Agustus 2022  |  17:13 WIB
Kemenkop UKM Targetkan Minyak Makan Merah Beredar Awal 2023
Ilustrasi minyak goreng - Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan minyak makan merah akan mulai beredar di pasaran pada awal 2023 dengan melakukan percepatan produksi menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah akan mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah dengan target di awal 2023 produk tersebut dapat hadir di pasaran.

"Kami baru saja berkoordinasi terkait progres pembangunan minyak makan merah oleh koperasi petani sawit yang saya minta dipercepat supaya Oktober 2022 sudah terbangun pabrik dan Januari 2023 sudah bisa produksi. Ini arahan Presiden agar kami gerak cepat. Kemudian kami membahas soal SNI bersama BSN dan izin edar bersama BPOM," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/8/2022).

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan BPOM bersama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah melakukan perencanaan DED (Detail Engineering Desain) agar sesuai dengan standar dari BPOM.

Dari perhitungan Kemenop UKM, setiap 10 ton minyak makan merah yang diproduksi per hari maka akan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi 2 kecamatan di sekitar pabrik minyak makan merah.

"Saat ini saja sudah ada banyak permintaan dari restoran untuk minyak makan merah karena ini sangat bergizi, bahkan bisa dikembangkan turunannya untuk program stunting. Jadi ini saya kira sudah kita kerjakan dengan cepat juga. Mudah-mudahan tidak ada hambatan," ucapnya.

Teten menyebutkan saat ini terdapat 12 koperasi yang telah siap untuk membangun pabrik minyak makan merah, namun sementara untuk pilot project akan dilakukan di Sumatra Utara.

Dari sisi harga pun Teten memastikan akan jauh lebih murah dari minyak goreng dengan harga jual sekitar Rp9.000 per liter.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung pengembangan pabrik minyak makan merah agar sesuai dengan standar.

"BPOM juga siap mendukung cara pengolahan minyak makan merah yang baik. Setelah peletakan batu kita kawal mutu industri bangunan agar sesuai standar. Kami akan terbitkan izin edar untuk minyak makan merah. Kami akan mengawal keamanannya," kata Rita.

Sementara itu, Kepala BSN Kukuh S. Achmad menegaskan bahwa tugas BSN dalam pengembangan minyak makan merah ini ialah menyusun standar nasional agar masyarakat memiliki kepastian produk yang aman dikonsumsi, bermutu, dan bergizi.

"Penyusunan SNI menjadi syarat mutu utama, kita sudah susun draf rancangan SNI tinggal satu step lagi karena harus gerak cepat. Kebetulan di BSN punya prosedur fast track untuk menyusun SNI," ucap Kukuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

minyak goreng Mafia minyak goreng Minyak goreng curah kemenkop kemenkop ukm
Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top