Forum Dialog B20-G20: Women in Business Action Council Hasilkan Rekomendasi Kebijakan serta Legacy Lewat One Global Women Empowerment (OGWE)

Forum dialog B20-G20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC), sejumlah rekomendasi kebijakan terkait pemberdayaan perempuan yang dirumuskan WiBAC
Foto: B20 Women in Business Action Council luncurkan cetak biru platform One Global Women Empowerment (OGWE) pada B20-G20 Dialogue yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2022.
Foto: B20 Women in Business Action Council luncurkan cetak biru platform One Global Women Empowerment (OGWE) pada B20-G20 Dialogue yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2022.

Bisnis.com, JAKARTA - Forum dialog B20-G20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC), Selasa (23/8/2022) telah terselenggara. Dalam forum dialog ini, sejumlah rekomendasi kebijakan terkait pemberdayaan perempuan yang dirumuskan WiBAC kembali dibahas untuk dikawal hingga KTT G20 November mendatang. 

Selain membahas rekomendasi kebijakan, forum dialog B20-G20 Indonesia juga meluncurkan cetak biru One Global Women Empowerment (OGWE), sebuah platform untuk mempertemukan pihak yang membutuhkan sekaligus memberikan bantuan dalam pemberdayaan perempuan pekerja dan pelaku usaha. 

Chair of B20 WiBAC, Ira Noviarti menyampaikan bahwa banyak peluang besar yang dapat kita raih apabila kesetaraan partisipasi perempuan dalam perekonomian dapat terwujud. Namun, ketimpangan partisipasi gender pada dunia usaha masih terus terjadi dan harus segera dijembatani. 

“Dalam dialog B20-G20 Women in Business Action Council, kami telah mengkomunikasikan dokumen final B20 WiBAC Policy Action Recommendation serta peluncuran cetak biru platform One Global Women Empowerment untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan juga berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan,” tambah Ira. 

Dalam dokumen final B20 WiBAC Policy Action Recommendation, terdapat 3 tema kunci dalam menjembatani kesenjangan menuju kesetaraan partisipasi perempuan dalam dunia bisnis. Pertama, pemberdayaan pengusaha perempuan dengan cara mengembangkan ekosistem yang dapat memberikan akses pada bantuan finansial, regulasi, hingga akses pada bantuan teknis bagi pelaku usaha. Kedua, mendorong kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan. Ketiga, mendorong lingkungan yang adil dan aman bagi semua pekerja perempuan di sektor perekonomian informal, termasuk masyarakat di pedesaan.

Melalui rekomendasi serta kebijakan kolaboratif, Ira Noviarti selaku Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk menyampaikan, “Penting juga untuk dicatat bahwa diperlukan kolaborasi dari seluruh elemen mulai dari pelaku industri, pemerintah, LSM, investor, filantropi, service providers, dan berbagai lapisan masyarakat untuk menjembatani kesenjangan kesetaraan partisipasi gender dalam perekonomian dunia melalui langkah konkret yang telah kami lakukan mulai dari hasil dokumen final B20 WiBAC Policy Action Recommendation serta platform One Global Women Empowerment.” 

Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan WiBAC didorong untuk dapat ditindaklanjuti karena relevan bagi isu G20 terkait isu gender tentang bagaimana merencanakan, mengakselerasi, dan mengkomunikasikan kebijakan dengan tepat guna dalam memberdayakan perempuan, terutama dalam sektor bisnis. 

Shinta mengatakan B20 Indonesia telah secara komprehensif menyoroti tantangan atas isu-isu paling mendesak bagi perempuan dalam bisnis serta memitigasi dampak potensialnya, seperti kurangnya keterlibatan perempuan dalam sektor bisnis yang secara global masih didominasi oleh laki-laki. Jika B20 tidak mengatasi dengan cepat peluang perihal pemberdayaan perempuan untuk terlibat setara dalam ekonomi global, dunia akan kehilangan tambahan USD 28 triliun dalam pertumbuhan PDB di tahun 2025.

Realitas saat ini, perempuan berpenghasilan 37% lebih rendah daripada laki-laki, berdasarkan data World Economic Forum. Selain itu, hanya 8% dari perusahaan Fortune 500 yang dipimpin oleh CEO wanita pada tahun 2021.

“Kaum perempuan masih menghadapi bias gender, stereotip hingga ketidaksetaraan di tempat kerja, dunia usaha hingga pendidikan. Jika B20 tidak menyuarakan masalah ini lewat G20, dunia berpotensi kehilangan pemimpin bertalenta dan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. B20 Indonesia menaruh perhatian besar pada UMKM khususnya yang dimiliki perempuan mengingat untuk pertama kalinya selama Presidensi B20 berlangsung, untuk pertama kalinya UMKM menjadi titik perhatian kita sehingga legacy untuk UMKM menjadi salah satu hasil penting dalam Presidensi B20 Indonesia” jelas Shinta yang juga CEO Sintesa Group.

Forum Dialog B20-G20: Women in Business Action Council Hasilkan Rekomendasi Kebijakan serta Legacy Lewat One Global Women Empowerment (OGWE)

Peluncuran Platform OGWE

Lebih lanjut Shinta menyoroti dua program warisan potensial yang mendukung rekomendasi kebijakan WiBAC untuk memberdayakan dan mengaktifkan kemampuan perempuan, yakni Wiki B20 yang akan membantu UMKM melalui pendampingan terutama digitalisasi untuk masuk ke rantai pasok global. Lalu ada OGWE, inisiatif global baru yang dirancang untuk memasukkan, mendukung, dan memberdayakan perempuan dalam bisnis.

Dalam peluncuran OGWE, Chair of B20 WiBAC, Ira Noviarti dan Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengajak Menteri PPA Bintang Puspayoga; Smriti Zubin Irani (Minister for Women and Child Development Government of India); Baroness Deborah Stedman-Scott (Minister for Women, Government of UK); Nadia Burger (The Ambassador Canada designate to Indonesia Timor Leste); Nicholle Manz-Baazoui (Director for Women’s Economic Empowerment); Nurdiana Darus, Deputy Chair, B20 WiBAC; Diane Wang, Co-Chair B20 WiBAC dan perwakilan menteri perempuan dan Duta Besar dari negara G20 untuk bersama memukul kulkul dan kentongan sebagai tanda simbolis peluncuran OGWE. 

Sebagai salah satu legacy B20 Indonesia, OGWE merupakan platform dengan key actions antara lain meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan pelaku usaha perempuan melalui digital capabilities, knowledge sharing, funding and investment, technical support hingga supportive policy dan menjadi jembatan penghubung upaya pemberdayaan perempuan antara presidensi G20 dan B20 berturut-turut mulai dari Indonesia, India, Brazil dan seterusnya.

Dalam dialog ini, hadir juga Menteri PPA Bintang Puspayoga dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam pidatonya Menteri Bintang mengatakan Indonesia memiliki komitmen kuat dalam pemberdayaan perempuan. Saat ini, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia masih jauh tertinggal dari laki-laki. Hal ini sangat disayangkan karena perempuan adalah salah satu penggerak ekonomi. 

“Pemerintah memprioritaskan kewirausahaan dengan perspektif gender. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, mereka lebih bersedia menginvestasikan pendapatan, nutrisi tinggi dan sehat serta tabungan pendidikan anak. Ini sangat berpengaruh pembangunan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Manusia yang mandiri secara finansial juga akan meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” jelas Bintang. 

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah Indonesia sangat inklusif, hal ini tidak bisa dilepaskan dari komitmen pemerintah untuk menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat dan ini juga menjadi tujuan mulia Presidensi G20-B20 Indonesia. Sejak dimulainya Presidensi G20 Indonesia, B20 yang diinisiasi KADIN Indonesia merupakan outreach group dari G20 yang responsif terhadap tantangan global sektor bisnis melalui legacy yang dihasilkan. 

“Peran aktif ditunjukkan melalui inisiatif dan legacy OGWE sebagai platform strategis yang didedikasikan untuk memenuhi tujuan baru, yang mendukung peningkatan UMKM khususnya yang dimiliki oleh perempuan. Memelihara kepemimpinan digital oleh perempuan dan mempromosikan tempat kerja yang aman dan tidak diskriminatif. Pemerintah berharap legacy ini bisa diteruskan oleh Presidensi selanjutnya,” ujar Airlangga. 

Pada peluncuran One Global Women Empowerment, B20 WiBAC menghadirkan sesi Responding Remarks dari perwakilan negara-negara G20 guna menyampaikan pendapat serta masukan terkait relevansi dokumen final B20 WiBAC Policy Action Recommendation dengan prioritas dari presidensi G20. 

Baroness Deborah Stedman-Scott, selaku Minister for Women, Government of UK menyampaikan bahwa upaya dalam mendukung pemberdayaan perempuan melalui ekonomi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. 

“Saya sangat senang mendengar tentang platform One Global Women Empowerment (OGWE) yang akan menyatukan berbagai jaringan dalam mempercepat inisiatif guna mendukung pengusaha perempuan dan karyawan perempuan di tempat kerja. Platform ini juga menghubungkan pemberdayaan perempuan serta upaya dalam mensukseskan presidensi G20 B20 dari Indonesia, ke India, Brazil, dan seterusnya. Penting untuk diingat bahwa yang kita lakukan harus lebih besar dari apa yang kita ucapkan, bukan hanya janji namun apa yang dapat kita berikan jauh lebih penting. Saya sangat bangga bisa bertemu dengan rekan semua yang telah melakukan berbagai upaya dalam pemberdayaan perempuan,” tutup Baroness.

Dalam forum dialog B20-G20 ini, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid berkesempatan memberikan pandangan komprehensif mengenai rekomendasi kebijakan B20 WiBAC dan platform OGWE sebagai legacy B20 Indonesia untuk memberdayakan pengusaha perempuan dalam segala aspek, termasuk digitalisasi dalam pencapaian pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Padahal perempuan tidak hanya dapat meningkatkan metrik kinerja keuangan, tapi juga meningkatkan inovasi bisnis. Untuk itu, Arsjad berharap pemberdayaan perempuan merupakan bagian integral yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatkan kesetaraan gender, hal ini berpotensi menambah $13 triliun USD ke ekonomi global pada tahun 2030.

“Seiring pemulihan ekonomi global, inilah saat yang tepat bagi kita, sektor swasta, untuk memanfaatkan momentum ini guna mendorong pertumbuhan perempuan di dunia bisnis melalui kesetaraan upah, kepemimpinan, melawan kekerasan gender, meningkatkan investasi dan akses pendanaan untuk bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan demio mencapai tujuan besar kami untuk pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif,” tegas Arsjad.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper