Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Huawei Ren Zhengfei mengungkapkan kekhawatirannya terhadap resesi yang diramal akan menimpa sejumlah negara. Alhasil, raksasa teknologi asal China ini menyiapkan sejumlah strategi dan fokus bisnis agar siap menghadapi tantangan ekonomi selama tiga tahun ke depan.
Ren mengungkapkan kekhawatirannya itu dalam artikel internal kepada stafnya. Ia mengatakan, ekonomi global diperkirakan akan memasuki periode resesi yang panjang. Pada dekade berikutnya kemungkinan akan menjadi periode sejarah yang sangat menyakitkan.
Menurut Ren, ekonomi global kemungkinan tidak akan membaik dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Ditambah, masih adanya dampak pandemi Covid-19 dan daya konsumsi global akan sangat berkurang.
Dilansir Bloomberg, Nomura Holdings juga memperkirakan bahwa resesi akan menimpa sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga Kanada.
Sedangkan, Ren mengatakan bahwa kondisi ekonomi global itu akan berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. Alhasil, ada kebutuhan besar untuk mengalihkan fokus perusahaan untuk memastikan keuntungan dan arus kas daripada mengejar pendapatan penjualan sebagai targetnya.
“Pada 2023 dan bahkan hingga 2025, kami harus mengambil prinsip utama untuk bertahan hidup. Kami harus bertahan dengan kualitas, dan setiap bisnis harus menerapkan prinsip itu dengan serius,” kata Ren dikutip dari China Daily pada Rabu (24/8/2022).
Baca Juga
Ren mengatakan bahwa Huawei akan meninggalkan beberapa pasar luar negerinya. Huawei akan fokus pada pengembangan sumber dayanya di pasar yang potensial.
Huawei juga akan fokus pada bisnis komputasi awan (cloud). Ini untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan secara down-to-earth. Bisnis cloud berperan lebih besar dalam mendukung perkembangan industri internet.
Ren juga menyerukan agar bisnis energi digital Huawei menerkam peluang strategis untuk meningkatkan investasi.
Sedangkan, Rotating Chairman Huawei Hu Houkun mengatakan bahwa ke depan, Huawei akan memanfaatkan tren digitalisasi dan dekarbonisasi. "Untuk terus menciptakan nilai bagi pelanggan dan mitra kami, serta mengamankan pengembangan kualitas," katanya.
Diketahui, Huawei telah mencatatkan pendapatan senilai US$44 miliar pada paruh pertama tahun ini. Huawei juga mencatatkan margin laba bersih 5,0 persen.