Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Naik, Kadin: Dunia Usaha Makin Terimpit

Kadin mengkhawatirkan efek negatif kenaikan suku bunga acuan BI terhadap pertumbuhan kinerja/produktifitas sektor riil.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, memberikan paparan pada Indonesia-Korea Business Dialogue di Tangerang, Senin (6/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, memberikan paparan pada Indonesia-Korea Business Dialogue di Tangerang, Senin (6/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha beranggapan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 3,75 persen bakal menambah beban dunia usaha. Pasalnya, dunia usaha sebelum kenaikan suku bunga pun sudah terimpit oleh peningkatan biaya produksi dari faktor-faktor lain seperti harga komoditas global, impor bahan baku dan lain sebagainya.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pihaknya mengkhawatirkan efek negatif kenaikan suku bunga acuan terhadap pertumbuhan kinerja/produktifitas sektor riil dan penciptaan lapangan kerja dalam jangka pendek.

“Kebijakan ini akan mendesak pelaku usaha untuk berhemat lagi atau malah menunda ekspansi usaha,” ujar Shinta saat dihubungi, Selasa (24/8/2022).

Setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, bank sentral memutuskan mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 3,75 persen dari sebelumnya 3,5 persen. Meski demikian, Shinta mengatakan pihaknya memahami alasan pemerintah untuk menaikkan suku bunga.

“Kami juga memaklumi karena beberapa bulan terakhir pemerintah juga terlihat kesulitan mengatasi pelemahan nilai tukar dan implikasinya terhadap inflasi di dalam negeri. Jadi bila kebijakan ini adalah langkah yang perlu dilakukan untuk mengendalikan inflasi, kami akan mendukung,” jelasnya.

Akan tetapi, Shinta berharap pemerintah dapat menahan laju kenaikan suku bunga pinjaman riil di sektor perbankan, khususnya agar suku bunga pinjaman riil tidak naik melebihi basis point kenaikan suku bunga acuan.

Menurut Shinta, ini perlu dipastikan oleh pemerintah agar kenaikan beban pinjaman di sisi pelaku usaha juga lebih proporsional dan masih ‘terjangkau’ dalam kondisi yang ada saat ini.

“Dengan demikian, pelaku usaha masih punya cukup confidence untuk melakukan ekspansi usaha dalam jangka pendek-menengah dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

CEO Sintesa Group itu menuturkan, secara historis kenaikan suku bunga bakal otomatis menaikkan suku bunga riil.

“Karena itu kami cukup khawatir dan meminta dukungan pemerintah untuk memastikan domino effect-nya ke beban pinjaman riil pelaku usaha bisa dikendalikan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper