Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Negara Minta Jutaan Ton Beras ke Indonesia, Jokowi: Kita Stok Dulu

Presiden Joko Widodo membeberkan banyak negara yang meminta beras ke Pemerintah Indonesia di tengah krisis pangan global.
Presiden Jokowi menerima Penghargaan dari IRRI yang diserahkan oleh Dirjen IRRI Jean Balie, di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022) - Dok. Setkab.
Presiden Jokowi menerima Penghargaan dari IRRI yang diserahkan oleh Dirjen IRRI Jean Balie, di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022) - Dok. Setkab.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengeklaim sudah banyak negara yang meminta beras dari Indonesia. Jokowi menyebut negara tersebut antara lain adalah China dan Arab Saudi.

“Ada krisis pangan berarti ada peluangnya di pangan. Kalau jualan pangan paling cepet sekali. Kemarin misalnya dari China minta beras 2,5 juta ton, dari negara Saudi sebulan ingin ada 100.000 ton beras. Saat ini kita belum berani. Kita stok dulu,” ujar Jokowi dalam acara Pengarahan Presiden RI Kepada Kadin Provinsi se-Indonesia, Selasa (23/8/2022).

Meski begitu, Jokowi menuturkan ke depan tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan ekspor beras jika produksinya terus meningkat. “Tapi ketika produksinya melompat karena bapak/ibu terjun ke situ, bisa saja melimpah dan bisa kita ekspor. Dengan harga yang sangat visible dan sangat baik,” ucap Jokowi.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, di tengah ketidakpastian global, Indonesia patut bersyukur mampu mencapai swasembada beras. International Rice Research Institute (IRRI) memberi sertifikat pengakuan kepada Presiden Jokowi karena Indonesia berhasil mencapai swasembada beras 2019-2021.

Berdasarkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia mencapai 90 persen lebih rasio swasembada atau rasio antara produksi dalam negeri dengan total permintaan. Ini adalah pencapaian yang sangat besar.

Akan tetapi, Jokowi mengatakan Indonesia masih ketergantungan impor gandum lantaran tanaman kaya karbohidrat tersebut tidak bisa ditanam di Indonesia. “Yang kedua, substitusi impor, barang-barang yang kita impor mau tidak mau harus kita hentikan. Agar devisa kita tidak habis membayar impor. Yang masih impor apa? Gandum 11 juta ton,” tuturnya.

Kendati begitu, menurut Jokowi gandum bisa disubstitusi oleh bahan pokok yang seperti sorgum dan sagu. Dia pun mengajak pengusaha Tanah Air melirik bisnis komoditas pangan tersebut, khususnya sorgum.

“Artinya mengajak bapak ibu sekalian, Kadin NTT tanam sorgum. NTT itu tempatnya sorgum, sangat subur sekali dan visibel. Dicoba aja dulu jangan dulu ribuan hektar, coba dulu 10 hektar bener gak sih ini Presiden ngomong, bener gak. Oh hitung kalkulasi masuk tanam sebanyak-banyak. Itu nanti dipakai untuk campuran gandum,” tandas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper