Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transisi Pandemi ke Endemi, Kadin: Digitalisasi Tingkatkan Daya Saing Usaha

Ketua Kadin Arsjad Rasjid mengatakan digitalisasi menjadi syarat untuk tingkatkan daya saing usaha di tengah masa transisi dari pandemi ke endemi.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid/Kadin.id
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid/Kadin.id

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mengatakan digitalisasi dapat meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi kondisi perekonomian global pada masa transisi pemulihan Covid-19 atau dari pandemi ke endemi.

Dia mengatakan peluang ini dapat diraih melalui beberapa hal, salah satunya melalui otomatisasi atau digitalisasi dalam meningkatkan produktifitas dan terus berinovasi meningkatkan nilai tambah barang dan jasa.

"Tujuannya agar perusahaan dapat lebih berdaya saing dan pada saat yang sama meningkatkan efisiensi biaya operasional dalam jangka panjang," ujar Arsjad Rasjid dikutip dari Antara, Senin (15/8/2022).

Selain digitalisasi, dia menilai perusahaan juga dituntut untuk mengadopsi nilai nilai ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Menurutnya, perusahaan yang telah melakukan inisiatif ESG menikmati banyak manfaat, antara lain 15-30 persen harga lebih tinggi bagi produk dan layanan yang diproduksi secara berkelanjutan di seluruh sektor business to consumer (B2C) dan business to business (B2B) pertumbuhan produk berkelanjutan 50 persen lebih cepat, dan peningkatan return on capital.

"Pada 2022, Indonesia masih menghadapi banyak ketidakpastian karena Covid-19 belum berakhir. Kasus penyebaran Covid-19 secara bertahap menurun pada 2022 dan berbagai pembatasan dilonggarkan, memperkuat harapan untuk pemulihan ekonomi," imbuhnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 merupakan sinyal bahwa negara ini berangsur-angsur pulih karena konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan produk domestik bruto (PDB) yang menguat.

Namun, dia mengatakan ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina berdampak pada Indonesia di dalam negeri di banyak bidang.

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi ini, Arsjad mengatakan pelaku usaha Indonesia harus dapat beradaptasi untuk merespons situasi tersebut.

"Tentunya di samping itu, kolaborasi inklusif antara pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan karena dunia usaha tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian," kata Arsjad.

Peneliti ekonomi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafitrandi mengatakan bahwa beberapa keuntungan dari tren digitalisasi dan otomatisasi pada masa pandemi antara lain, meningkatkan efisiensi usaha, memperluas akses dan informasi pasar serta meningkatkan kualitas dan inovasi produk.

"Dalam hal penjualan misalnya penggunaan platform e-commerce tidak hanya memberikan akses pasar yang lebih mudah dan luas tapi juga data-data yang terkait dengan informasi pasar yang dapat digunakan oleh usaha untuk menentukan keputusan bisnis," kata Dandy saat dihubungi.

Namun, dia mengatakan hal yang harus digarisbawahi perusahaan memerlukan kapasitas dan investasi yang tidak sedikit untuk dapat melakukan digitalisasi contohnya investasi modal (misalnya infrastruktur) dan juga sumber daya manusia.

"Kedua hal ini menjadi faktor penting bagi proses digitalisasi usaha," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper