Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambahan Modal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kapan Cair? Kemenkeu Bicara Audit

Tammbahan modal PMN untuk KAI telah ditetapkan sebesar Rp4,1 triliun guna diteruskan menambal cost overrun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan masih belum dapat memastikan waktu pencairan penyertaan modal negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Kapan itu? Sedang kita bahas, nanti apabila ada progres dari putusan pemerintah akan kita sampaikan berikutnya,” kata Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Kementerian Keuangan Dodok Dwi Handoko, Jumat (12/8/2022).

Dodok menjelaskan, memang hingga saat ini belum ada PMN yang dicairkan untuk BUMN. “Hingga sekarang, untuk PMN BUMN belum ada yang dicairkan karena sedang proses penyusunan penambahan PMN-nya,” jelasnya.

Dia mengatakan, saat ini pun yang tengah dibahas terkait PMN KAI untuk kereta cepat tersebut, yaitu pembengkakan biaya investasi atau cost overrun, yang saat ini sedang dikaji oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

By Perpres memang besaran cost overrun harus dikaji BPKP, tentu itu nanti akan dilakukan review dulu oleh BPKP besarannya berapa,” kata Dodok.

Adapun, PMN untuk KAI telah ditetapkan sebesar Rp4,1 triliun untuk menambal cost overrun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Bisnis mencatat, progres investasi proyek kereta cepat Jakarta—Bandung saat ini telah mencapai 85 persen, sedangkan progres fisiknya telah mencapai 79 persen.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan adanya pembengkakan biaya proyek sebesar US$1,176 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun. BUMN Indonesia dan China saat ini pun masih dalam tahap negosiasi dalam menentukan besaran pembiayaan cost overrun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper