Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Indonesia Vs Malaysia, Bisakah Pertalite Turun Harga?

Harga BBM di Indonesia dinilai dapat kembali turun jika membandingkan dengan harga di Malaysia.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Harga BBM di Indonesia dinilai dapat kembali turun jika membandingkan dengan harga di Malaysia.

Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia Jawa Timur Bambang Haryo memberi tanggapan dan pandangan terkait subsidi harga BBM petrol 95 atau oktan 95 yang ada di Malaysia dan subsidi harga BBM pertalite oktan 90 yang ada di Indonesia.

Menurutnya, tidak benar jika harga pertalite di Indonesia harus lebih mahal dari petrol 95 produk dari Petronas Malaysia.

"Saya melakukan cek langsung ke Malaysia ternyata harga petrol 95 yang oktannya setara dengan pertamax plus sebesar 2,05 ringgit dengan kurs ringgit 3.339 atau setara dengan Rp6.844 subsidi dari petrol 95 di Malaysia sebesar 0,45 ringgit atau setara dengan Rp1.502 sehingga harga tanpa subsidi di malaysia sebesar 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347 rupiah," katanya, Senin (8/8/2022).

Anggota DPR-RI periode 2014--2019 itu menambahkan, harga pertalite yang dikatakan Pertamina per Juli 2022 bila tanpa subsidi sebesar Rp17.200/liter dan Pertamina mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk pertalite sebesar Rp9.550/liter agar masyarakat bisa membeli dengan harga sebesar Rp7.650/liter yang masih jauh lebih mahal dari harga petrol 95 di Malaysia.

Dengan demikian, jelas subsidi di Malaysia jauh lebih kecil daripada subsidi BBM yang ada di Indonesia.

Demikian pula, pertalite hanya memiliki oktan 90 sedangkan petrol 95 memiliki oktan 95 sehingga perbedaan petrol 95 dengan pertalite ada 5 oktan, padahal penurunan per 1 oktan rupiahnya sangat besar.

Misalnya, di Malaysia petrol 97 yang mempunyai oktan 97 harga tanpa subsidi adalah 4,55 ringgit atau setara dengan Rp15.192, sedangkan petrol 95 yang mempunyai oktan 95 tanpa subsidi adalah 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347.

Dengan demikian, perbedaan 2 oktan saja sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844.

"Sedangkan pertalite mendapatkan subsidi dari pemerintah (Kementerian ESDM) sebesar Rp9.550/liter apabila dengan harga yang sebenarnya sesuai dengan perhitungan yang ada di Malaysia dengan subsidi uang rakyat tersebut maka seharusnya rakyat membeli bahan bakar pertalite jauh lebih murah atau bahkan gratis," tegasnya.

Bambang juga menilai ada kejadian yang menarik di Malaysia, harga produk dari Shell company yaitu shell v Power Oktan 95 sama dengan harga petrol 95 sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844.

Apabila tanpa subsidi dari pemerintah, Shell di Malaysia menjual dengan harga sebesar 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347, tetapi harga Shell di Indonesia untuk Shell oktan 95 yaitu Shell V Power Oktan 95 sebesar Rp18.300 yang jauh lebih mahal dari di Malaysia.

Alumnus ITS Surabaya ini menjelaskan bahan bakar minyak merupakan komoditas yang sangat vital karena menguasai hajat hidup orang banyak sehingga sudah seharusnya Presiden bersama DPR ikut terlibat untuk memastikan agar harga BBM yang diterima masyarakat benar-benar tidak memberatkan.

Dia juga mengajak Komisi Persaingan Usaha dan Badan Perlindungan Konsumen serta Yayasan Lembaga Konsumen berperan sesuai kewenanganya karena bila masalah harga BBM ini dibiarkan, akan membawa dampak ekonomi yang luas dan mengikabatkan inflasi yang sangat tinggi.

"Diharapkan juga kepada Kementerian ESDM segera merevisi tarif BBM pertalite serta subsidinya yang dengan uang rakyat, disesuaikan dengan harga keekonomiannya yang sebenarnya, agar masyarakat tidak dirugikan secara terus menerus," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper