Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Posisi Presidensi G20 Indonesia Luar Biasa Rumit!

Saat Indonesia memegang Presidensi G20, perang Rusia dan Ukraina kala itu belum terjadi.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan pemaparan terkait kondisi ekonomi global dalam dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2022 Universitas Indonesia, Senin (8/8/2022)/ Youtube Universitas Indonesia.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan pemaparan terkait kondisi ekonomi global dalam dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2022 Universitas Indonesia, Senin (8/8/2022)/ Youtube Universitas Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan posisi Presidensi G20 Indonesia berada dalam suasana yang luar biasa rumit.

Dia menuturkan, saat Indonesia memegang Presidensi G20, perang Rusia dan Ukraina kala itu belum terjadi.

"Kita bahkan masuk 2022 dengan harapan bahwa dunia akan recover together dan recover stronger dari pandemi. Namun yang terjadi, baru memasuki bulan kedua Februari, ketegangan geopolitik muncul dalam bentuk perang yang terjadi di Ukraina," katanya dalam PPKMB UI, Senin (8/8/2022).

Dia mengungkapkan, perang di Ukraina merupakan proxy war dari blok yang sebagian atau bahkan seluruhnya adalah anggota G20. Kondisi ini, kemudian membuat suasana Presidensi G20 Indonesia menjadi rumit.

Di dalam fenomena ini, menurut dia kepemimpinan Indonesia secara global menjadi sangat penting. Sebab, kepemimpinan Indonesia akan dihormati dan efektif apabila Indonesia dipercaya dan dalam hal ini memiliki track record dan situasi dalam negeri yang baik.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dua kuartal berturut-turut tumbuh di atas 5 persen. Kondisi Tanah Air juga bisa dibilang cukup baik dibandingkan dengan negara lain. Sebagian negara bahkan telah mengalami krisis, seperti Turki, Argentina dan Sri Lanka, dimana kondisi negara-negara ini sangat tidak normal.

Kemudian, hadirnya geopolitik menambah tantangan baru bagi perekonomian dunia.

"Apakah dunia masih akan mau bekerjasama, atau dunia akan berperang? Karena pilihan ini akan sangat menentukan dunia akan  kondisinya baik-baik saja atau pulih, atau dunia akan kembali menghadapi potensi kehancuran seperti yg terjadi di Perang Dunia I dan Perang Dunia II maupun berbagai perang secara regional yang pasti memporak-porandakan tidak hanya ekonomi tapi juga masyarakat atau manusianya menjadi korban. Ini pertaruhan yang luar biasa," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper