Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan posisi Presidensi G20 Indonesia berada dalam suasana yang luar biasa rumit.
Dia menuturkan, saat Indonesia memegang Presidensi G20, perang Rusia dan Ukraina kala itu belum terjadi.
"Kita bahkan masuk 2022 dengan harapan bahwa dunia akan recover together dan recover stronger dari pandemi. Namun yang terjadi, baru memasuki bulan kedua Februari, ketegangan geopolitik muncul dalam bentuk perang yang terjadi di Ukraina," katanya dalam PPKMB UI, Senin (8/8/2022).
Dia mengungkapkan, perang di Ukraina merupakan proxy war dari blok yang sebagian atau bahkan seluruhnya adalah anggota G20. Kondisi ini, kemudian membuat suasana Presidensi G20 Indonesia menjadi rumit.
Di dalam fenomena ini, menurut dia kepemimpinan Indonesia secara global menjadi sangat penting. Sebab, kepemimpinan Indonesia akan dihormati dan efektif apabila Indonesia dipercaya dan dalam hal ini memiliki track record dan situasi dalam negeri yang baik.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dua kuartal berturut-turut tumbuh di atas 5 persen. Kondisi Tanah Air juga bisa dibilang cukup baik dibandingkan dengan negara lain. Sebagian negara bahkan telah mengalami krisis, seperti Turki, Argentina dan Sri Lanka, dimana kondisi negara-negara ini sangat tidak normal.
Baca Juga
Kemudian, hadirnya geopolitik menambah tantangan baru bagi perekonomian dunia.
"Apakah dunia masih akan mau bekerjasama, atau dunia akan berperang? Karena pilihan ini akan sangat menentukan dunia akan kondisinya baik-baik saja atau pulih, atau dunia akan kembali menghadapi potensi kehancuran seperti yg terjadi di Perang Dunia I dan Perang Dunia II maupun berbagai perang secara regional yang pasti memporak-porandakan tidak hanya ekonomi tapi juga masyarakat atau manusianya menjadi korban. Ini pertaruhan yang luar biasa," ujarnya.