Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Brasil Kerek Suku Bunga Acuan 13,75 Persen, Sinyalkan Kenaikan Lanjutan Bulan Mendatang

Dewan bank sentral Brasil menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 13,75 persen, sejalan dengan proyeksi mayoritas ekonom.
Para pekerja sedang memanen kopi di sebuah pertanian di Guaxupe, negara bagian Minas Gerais, Brasil, Rabu (2/6/2021)./Bloomberg-Patricia Monteiro
Para pekerja sedang memanen kopi di sebuah pertanian di Guaxupe, negara bagian Minas Gerais, Brasil, Rabu (2/6/2021)./Bloomberg-Patricia Monteiro

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Brasil menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan Rabu (3/8/2022) dan mengindikasikan kenaikan lanjutan bulan depan karena peningkatan pengeluaran pemerintah sebelum pemilihan umum Oktober mendorong proyeksi inflasi lebih jauh di atas target.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (4/8), Dewan bank sentral Brasil memutuskan patokan suku bunga Selic menjadi 13,75 persen, seperti yang diproyeksikan oleh hampir semua ekonom dalam survei Bloomberg.

Bank sentral kini telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 11,75 poin persentase dalam 12 pertemuan berturut-turut sejak Maret 2021.

“Komite akan mengevaluasi perlunya penyesuaian residual, dengan skala yang lebih rendah, dalam pertemuan berikutnya,” tulis pejabat bank sentral Brasil dalam sebuah pernyataan yang menyertai keputusan mereka.

Anggota dewan yang dipimpin oleh Roberto Campos Neto sedang berjuang melawan dampak guncangan bahan bakar dan makanan yang membuat inflasi naik di atas 10 persen bahkan ketika pertumbuhan tetap lemah.

Baru-baru ini, pemotongan pajak memberikan keringanan jangka pendek untuk biaya transportasi, dan inflasi telah mereda. Di sisi lain, kongres meloloskan paket bantuan sosial senilai US$7,6 miliar yang diharapkan dapat mendukung permintaan konsumen sementara pasar tenaga kerja menguat.

Mauricio Oreng, kepala riset makroekonomi Brasil di Banco Santander SA mengatakan pasar tenaga kerja dan stimulus fiskal menunjukkan adanya risiko bahwa akan dibutuhkan waktu lebih lama bagi ekonomi untuk melambat.

"[Kenaikan suku bunga] ini menunda proses disinflasi,” ungkap Oreng.

Tingkat pengangguran Brasil telah jatuh ke level terendah sejak Desember 2015 karena jumlah total orang yang bekerja melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, Presiden Jair Bolsonaro dan penantang utamanya, Luiz Inacio Lula da Silva, keduanya berjanji untuk meningkatkan bantuan sosial jika terpilih pada Oktober.

Ekonom yang disurvei oleh bank sentral telah merevisi perkiraan inflasi 2023 mereka selama 17 minggu berturut-turut menjadi 5,33 persen. Mereka juga memperkirakan bahwa suku bunga riil akan tetap tinggi lebih lama.

Inflasi tahunan mencapai 11,39 persen pada pertengahan Juli, di atas target bank sentral sebesar 3,5 persen untuk 2022 dan 3,25 persen untuk tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper