Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Diminta Segera Tuntaskan Studi Ambil PI Shell di Blok Masela

SKK Migas memberikan tenggat sampai September 2022 untuk Pertamina menyelesaikan studi pengambilan sebagian hak partisipasi Shell di Blok Masela.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sebuah konferensi pers, 2020. Istimewa/ SKK Migas
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sebuah konferensi pers, 2020. Istimewa/ SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong PT Pertamina (Persero) untuk segera menyelesaikan kajian pengambilan sebagian hak partisipasi proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela yang ingin dilepas Shell pada September 2022.

Tenggat itu diberikan menyusul rencana Inpex selaku operator proyek untuk mengintensifkan pengerjaan blok Migas itu pada tahun depan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lembagannya sudah menjalin koordinasi intensif sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Pertamina dapat mengambil sebagian hak partisipasi Shell di salah satu blok Migas terbesar di dunia itu.

“Kita mengharapkan Agustus atau September ini Pertamina bisa menyelesaikan studinya mengenai data-datanya segera. Rencanannya Inpex akan mengajukan project-nya mulai jalan cepat lebih efektif di tahun depan,” kata Dwi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (4/8/2022).

Dwi mengatakan pemerintah mendorong agar Pertamina dapat mengambil sebagian hak pengelolaan lapangan Migas tersebut lantaran potensi sumber daya yang dikandung relatif besar. Malahan saat sempat menjadi Direktur Utama Pertamina 2014-2017, dia mengatakan, dirinya sempat mengajukan proposal agar Pertamina dapat mengambil hak partisipasi atau participating interest (PI) 15 persen di Blok Masela tersebut.

“Suatu hal yang bagus kalau domestik bisa menggantikan Shell sekarang tinggal hitung-hitungan, Pertamina bisa ambil berapa persen itu harus jelas, saya juga sudah kontak Pertamina,” ujarnya.

Di sisi lain, dia menambahkan, pemerintah belakangan tengah mengkaji alternatif pembiayaan pengambilan sebagian hak partisipasi itu lewat Indonesia Investment Authority atau INA. Hanya saja, skema pembiayaan lewat badan penghimpun investasi itu belum juga jelas arahnya.

“Kemungkinan bisa menggunakan pembiayaan dari INA, tentu Pertamina yang mengajukan, itu yang kita dengar potensi bisa menggunakan INA,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menginginkan 35 persen hak partisipasi yang dilepas Shell di Blok Masela dapat diambil sepenuhnya oleh PT Pertamina (Persero) atau perusahaan migas nasional lewat pembiayaan yang disokong oleh Indonesia Investment Authority (INA).

Keinginan Jokowi itu disampaikan langsung oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia seusai melakukan pertemuan dengan The Japan CEO Meeting dengan KBRI Tokyo, Jepang, Rabu (27/7/2022)

“Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk yang keluar [Shell] itu digantikan oleh pengusaha nasional baik itu lewat INA atau BUMN,” kata Bahlil saat menggelar konferensi pers dikutip Kamis (28/7/2022).

Saat ini, Inpex selaku operator proyek LNG Abadi Blok Masela itu tengah merampungkan studi pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau CCUS. Pemasangan CCUS dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela dapat prospektif dengan potensi kredit karbon mendatang.

Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.

Di sisi lain, revisi PoD dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut.

Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper