Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengungkapkan kebutuhan batu bara penugasan dari pemasok belakangan makin terbatas di tengah harga komoditas energi primer itu yang kembali naik pada pertengahan tahun ini.
Karena itu, PLN meminta pemerintah untuk segera mengimplementasikan badan layanan umum (BLU) Batu Bara untuk mengatasi ketimpangan pasokan hingga akhir tahun ini.
EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho menuturkan perseroan sempat mengalami kekurangan pasokan batu bara mencapai 15,5 juta ton pada awal 2022. Saat itu, rencana kerja dan anggaran perusahaan atau RKAP PLN mematok kebutuhan batu bara hanya sebesar 66,4 juta ton.
“Tapi ternyata kebutuhan kami meningkat tajam menjadi 84,7 juta ton karena terjadi peningkatan kebutuhan yang jauh di atas RKAP begitu Covid-19 membaik dan perekonomian Indonesia berkembang,” kata Sapto dalam Diskusi Publik BLU Batu Bara, Selasa (2/8/2022).
PLN mengajukan permohonan penugasan batu bara pada 25 Februari 2022 terkait dengan kekurangan pasokan energi primer saat itu. Lewat permohonan tersebut, Kementerian ESDM belakangan menyetujui alokasi batu bara sebesar 17,2 juta ton pada Maret hingga Mei 2022.
Selanjutnya, PLN kembali mengajukan permohonan penugasan batu bara sebesar 6 juta ton untuk menutupi kebutuhan yang makin meningkat pada paruh kedua 2022. Hasilnya, Kementerian ESDM menerbitkan penugasan batu bara sebesar 5,4 juta ton pada 10 Juni 2022.
Baca Juga
“Permintaan kelistrikan kita meningkat tajam kita dalam satu triwulan pertama pecah rekor beban puncak hampir tujuh kali, sampai pertumbuhan kita yang 4 persen realisasinya menyentuh 7 persen, ini yang membuat kebutuhan kami jauh dari RKAP,” tuturnya.
Di sisi lain, PLN telah melakukan pembahasan ihwal alokasi penugasan batu bara pada 15 Juli 2022 lalu. Pembahasan itu menjadi tindaklanjut dari penugasan yang ditetapkan Kementerian ESDM. Hasilnya, penambang berkomitmen untuk mengirimkan 1,6 juta ton batu bara dengan pasokan di Agustus 2022 hanya sekitar 100 ribu ton.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi pasokan gas Eropa berpengaruh besar dalam menentukan kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) Agustus 2022 sebesar US$2,59 per ton dari bulan sebelumnya. Sehingga, HBA Agustus 2022 mengalami kenaikkan menjadi US$321,59 per ton.
"Harga gas alam cair di Eropa terus merangkak naik menyusul ketidakpastian pasokan gas. Bahkan beberapa negara Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batubara guna antisipasi adanya krisis listrik," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi melalui siaran pers, Selasa (2/8/2022).
Agung mengatakan faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga itu di antaranya lonjakan permintaan batu bara dari China, India dan Korea Selatan.
"Ini disebabkan lantaran Rusia menawarkan diskon harga batu bara," kata dia.
Kenaikan ini mencatatkan tren positif harga batu bara sepanjang 2022. Pada Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar US$158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari. Selanjutnya Maret menyentuh angka US$203,69 per ton, April sebesar US$288,40 per ton, Mei berada di level US$275,64 per ton, dan Juni US$323,91 per ton.