Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral segera membentuk badan usaha layanan umum (BLU) Batu Bara di tengah pasokan komoditas energi primer itu yang belakangan tertahan di sejumlah pemasok.
EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho menuturkan sebagian besar pemasok batu bara memilih untuk menahan pasokan mereka di tengah harga komoditas emas hitam yang masih menguat di pasar internasional.
Sementara itu, pemasok batu bara yang sudah berkontrak dengan PLN belakangan memilih untuk menunda pengiriman menyusul spekulasi BLU yang bakal segera diimplementasikan menyusul disparitas harga batu bara yang terpaut lebar antara harga domestik penugasan dari pasar dunia.
“Sejak bulan April, Mei orang sudah menunggu BLU akan keluar sehingga beberapa pemasok menunda pengiriman, ini yang makin mempersulit kondisi saat ini ketika BLU itu tidak segera keluar,” kata Sapto dalam diskusi publik BLU Batu Bara secara daring, Selasa (2/8/2022).
Menurut Sapto, disparitas harga yang terlanjur lebar sejak awal tahun itu mendorong pemasok batu bara untuk melakukan ekspor ketimbang memenuhi kewajiban pasokan untuk industri dalam negeri termasuk PLN. Apalagi, kata dia, rencana implementasi BLU Batu Bara yang nantinya bertugas untuk menarik iuran dari perdagangan komoditas itu ikut mendorong spekulasi pemasok menahan pasokan mereka.
Adapun, BLU Batu Bara itu bakal menarik iuran batu bara dari setiap transaksi penjualan setelah harga dilepas pada mekanisme pasar. Iuran itu dialihkan untuk menambal harga yang dibayarkan PLN yang menggunakan patokan terkini US$70 per ton.
Baca Juga
“Kami berharap BLU dapat segera direalisasikan karena itu jadi solusi dari disparitas harga dan permasalahan pengamanan pasokan,” kata dia.
Kondisi pasokan gas Eropa berpengaruh besar dalam menentukan kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) Agustus 2022 sebesar US$2,59 per ton dari bulan sebelumnya. Sehingga, HBA Agustus 2022 mengalami kenaikkan menjadi US$321,59 per ton.
"Harga gas alam cair di Eropa terus merangkak naik menyusul ketidakpastian pasokan gas. Bahkan beberapa negara Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batu bara guna antisipasi adanya krisis listrik," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi melalui siaran pers, Selasa (2/8/2022).
Agung mengatakan faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga itu di antaranya lonjakan permintaan batu bara dari China, India, dan Korea Selatan.
"Ini disebabkan lantaran Rusia menawarkan diskon harga batu bara," kata dia.
Kenaikan ini mencatatkan tren positif harga batu bara sepanjang 2022. Pada Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar US$158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari. Selanjutnya Maret menyentuh angka US$203,69 per ton, April sebesar US$288,40 per ton, Mei berada di level US$275,64 per ton, dan Juni US$323,91 per ton.