Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Karena Harga Tiket, Asita Ungkap Penyebab Turis Batalkan Kunjugan ke Pulau Komodo

Ancaman demonstrasi membuat banyak rencana kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo batal.
Pintu gerbang Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bisnis-Ni Luh Anggela
Pintu gerbang Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies/Asita) mengungkap banyaknya wisatawan asing yang batal mengunjungi Taman Nasional Komodo bukan karena soal harga, melainkan rencana demonstrasi yang berlangsung 1-31 Agustus 2022.

Menurut Wakil Ketua Umum Asita Budijanto Ardiansjah, pembatalan terjadi akibat rencana pelaku pariwisata untuk melakukan demo dan mogok kerja sepanjang Agustus 2022. Akibatnya, suasanya dirasa tidak kondusif sehingga Wisatawan Mancanegara (Wisman) membatalkan kunjungan.

Pelaku pariwisata di Labuan Bajo, NTT telah bersepakat untuk melakukan aksi mogok kerja mulai 1-31 Agustus 2022 sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pembatasan kunjungan dan tarif masuk ke Taman Nasional (TN) Komodo sebesar Rp3,75 juta per orang per tahun yang mulai berlaku per 1 Agustus 2022.

Dalam nota kesepahaman yang diterima Bisnis Minggu malam (31/7/2022) juga disebutkan bahwa individu pelaku pariwisata atau perusahaan akan diberikan sanksi tegas berupa pembakaran fasilitas maupun kantor jika ditemukan melanggar kesepakatan tersebut.

“Memang kemarin saya mendapatkan laporan beberapa grup cancel masuk ke sana karena situasi yang belum kondusif. Jadi bukan karena masalah harga, karena masalah situasi yang tidak kondusif karena demo, ada ancaman membakar atau sebagainya, orang merasa tidak aman,” ujar Budijanto, Selasa (2/8/2022).

Dia juga menyebutkan bahwa wisatawan mancanegara yang membatalkan kunjungan masih menggunakan tarif lama, yakni Rp150.000 per orang per hari (Senin-Sabtu) atau Rp225.000 untuk Minggu dan hari libur nasional.

Sementara itu, Budijanto menyampaikan bahwa banyak pihak biro perjalanan luar negeri yang mempertanyakan terkait kenaikan tersebut. Pasalnya, meraka masih menggunakan hitungan lama untuk pemesanan kunjungan hingga enam bulan ke depan dan belum melakukan penyesuaian.

“Seharusnya momentum ini jangan dirusak dengan isu kenaikan harga yang membuat situasi kurang kondusif,” ujarnya.

Semenjak adanya kenaikan tarif masuk sebesar Rp3,75 juta, Asita mengaku belum ada pesanan yang masuk untuk kunjungan ke Taman Nasional Komodo, NTT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper