Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil 4 Bendungan PSN yang Gagal Selesai 2024 di Era Jokowi

Proyek bendungan yang masuk PSN tetapi gagal rampung pada 2024 adalah Bendungan Bener, Bendungan Tiga Dihaji, Bendungan Jragung, dan Bendungan Budong.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Presiden Jokowi, dan Ketua DPR Puan Maharani meninjau lokasi Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur, Rabu (22/6/2022). Proyek bendungan yang masuk PSN tetapi gagal rampung pada 2024 adalah Bendungan Bener, Bendungan Tiga Dihaji, Bendungan Jragung, dan Bendungan Budong.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Presiden Jokowi, dan Ketua DPR Puan Maharani meninjau lokasi Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur, Rabu (22/6/2022). Proyek bendungan yang masuk PSN tetapi gagal rampung pada 2024 adalah Bendungan Bener, Bendungan Tiga Dihaji, Bendungan Jragung, dan Bendungan Budong.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan sebanyak empat proyek pembangunan bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional tak dapat diselesaikan pada 2024, periode terakhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Adapun, permasalahan utama pada proyek tersebut tak lain karena terkendala oleh pengadaan lahan.

Proyek-proyek bendungan itu adalah Bendungan Bener di Jawa Tengah, Bendungan Tiga Dihaji di Sumatra Selatan, Bendungan Jragung di Jawa Tengah, dan Bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat.

Bendungan Bener termasuk dalam PSN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Bendungan itu dibangun dengan total nilai investasi Rp2,06 triliun yang bersumber dari APBN.

Bendungan Bener akan menjadi pasokan air untuk lahan sawah beririgasi untuk 13.589 Ha daerah irigasi eksisting dan 1.110 hektare (HA) daerah irigasi baru dan sumber pemenuhan air baku untuk masyarakat sekitar 1.500 liter per detik.

Bendungan Bener diperuntukan untuk pembangkit listrik untuk Kabupaten Purworejo sekitar 6 Mega Watt, mengurangi potensi banjir untuk Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulonprogo dengan nilai reduksi banjir 8,73 juta m3, serta potensi pengembangan pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian setempat.

Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) proyek tersebut telah mencapai konstruksi sebesar 15 persen, sedangkan berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian progress pembebasan lahannya telah mencapai lebih dari 65 persen.

Bendungan Tiga Dihaji yang terletak di Oku Selatan, Sumatera Selatan masuk dalam PSN yang tertuang dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020. Proyek itu memiliki nilai investasi Rp2 triliun yang bersumber dari APBN.

Bendungan itu akan memiliki volume tampung sebesar 129 juta m3 dan akan menambah kapasitas Daerah Irigasi (D.I) Komering untuk lahan pertanian seluas 25.423 ha.

KPPIP mencatat status terkahir proyek tersebut akan mulai konstruksi dan beroperasi di atas 2019. Untuk pengadan lahannya, Kemenko Perekonomian mencatat telah mencapai lebih dari 65 persen.

Selanjutnya, Bendungan Jragung juga termasuk dalam PSN yang tertuang dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020.

Proyek yang mengandalkan pendanaan dari APBN itu memiliki nilai investasi Rp2,8 triliun dengan Kementerian PUPR sebagai penanggung jawab proyek dengan target beroperasi 2024.

Bendungan Jragung akan dibangun dengan kapasitas tampung 90 juta m3 dan luas genangan 503,1 hektare. Bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang.

KPPIP mencatat progress konstruksi untuk proyek itu baru mencapai 1 persen dengan progress pengadaan lahan kurang dari 25 persen.

Sementara itu, Bendungan Budong-Budong yang berlokasi di Sulawesi Barat itu tercantum sebagai PSN dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020.

Proyek dengan total nilai investasi Rp1,35 triliun itu dibangun dengan skema pendanaan APBN. Kementerian PUPR ditunjuk sebagai pengawas proyek tersebut hingga beroperasi.

Bendungan Budong-Budong memiliki kapasitas tampungan 65,18 juta m3 dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.

KPPIP menyebutkan progress konstruksi bendungan tersebut baru mencapai 1 persen dengan progress pengadaan lahan kurang dari 25 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper