Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah merevisi target pembangunan bendungan baru dari yang semula sebanyak 61 bendungan menjadi 57 bendungan hingga 2024.
Perubahan tersebut disebabkan karena 4 bendungan dinilai tidak dapat selesai pada akhir masa pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2024.
Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan pihaknya masih terus mengkaji perkembangan dari bendungan-bendungan yang berpotensi tidak selesai pada 2024. Menurutnya, target tersebut masih dapat terus berubah.
"Jumlahnya memang masih tentatif, revisi targetnya ada, tapi jumlah persisnya masih kita cari yang pastinya, masih kita exercise," kata Mardjono kepada Bisnis, Senin (1/8/2022).
Airlangga memaparkan, daftar bendungan yang berpotensi tidak selesai pada 2024 mendatang adalah Bendungan Bener di Jawa Tengah, Bendungan Tiga Dihaji di Sumatra Selatan, Bendungan Jragung di Jawa Tengah, dan Bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat.
Dia mengungkapkan masalah utama yang menyebabkan bendungan-bendungan tersebut tidak dapat selesai pada 2024 karena proses pembebasan tanah yang hingga saat ini masih terkendala.
"Masih bisa selesai lebih dari 57 bendungan kalau pembebasan tanahnya bisa lebih cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan air adalah kunci bagi ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan. Untuk itu, pada masa pemerintahannya telah menggencarkan pembangunan bendungan di seluruh Tanah Air.
Adapun, sejak 2015 silam, total bendungan baru yang telah dibangun sebanyak 29 bendungan. Saat ini masih terdapat 32 bendungan masih dalam proyek pembangungan.
"Insyaallah, pada akhir tahun 2024, total 57 bendungan baru telah selesai dibangun di berbagai pelosok Indonesia," ujar Jokowi.