Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Resmi Resesi, Sri Mulyani: Pelemahan Ekonomi Global Pasti Terjadi!

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengatakan pelemahan ekonomi global pasti terjadi di tengah kenaikan inflasi dan resesi di Amerika Serikat (AS).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat pembukaan Roundtable Keuangan Berkelanjutan untuk Transisi Iklim di sela 3rd FMCBG-FCBD G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat pembukaan Roundtable Keuangan Berkelanjutan untuk Transisi Iklim di sela 3rd FMCBG-FCBD G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan inflasi yang tinggi dan resesi di Amerika Serikat (AS) menandakan bahwa pelemahan ekonomi global pasti terjadi seiring berbagai negara akan melakukan respons kebijakan.

Pertumbuhan ekonomi AS minus 0,9 persen pada kuartal II/2022. Dikutip dari NPR, ekonomi AS telah mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.

Pada kuartal I/2022, produk domestik bruto (PDB) AS tercatat 1,6 persen (yoy) atau mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

“Kalau seandainya kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang, maka pelemahan ekonomi global pasti terjadi,” kata Sri Mulyani dalam Puncak Dies Natalis 7 PKN STAN di Jakarta seperti lansir dari Antara, Jumat (29/7/2022).

Sri Mulyani menjelaskan berbagai negara akan mengeluarkan langkah-langkah seperti mengetatkan likuiditas dan menaikkan suku bunga sebagai respons kebijakan terhadap inflasi tinggi di AS.

Sebagai informasi, Bank sentral Amerika Serikat atau The Fed kembali memutuskan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin sehingga mengerek bunga menjadi 2,25-2,5 persen pada Juli 2022.

Menurut Menkeu, langkah mengetatkan likuiditas dan menaikkan suku bunga tersebut pun akan menyebabkan arus modal keluar sehingga pelemahan ekonomi global tak bisa dihindari. 

AS sendiri mengalami inflasi mencapai 9,1 persen yang merupakan tertinggi sepanjang 40 tahun terakhir akibat adanya krisis pangan dan energi. Krisis pangan dan energi terjadi seiring adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang merupakan produsen terbesar di dunia dari dua komoditas tersebut.

Sri Mulyani menegaskan resesi AS pasti akan mempengaruhi Indonesia mengingat negara itu merupakan negara tujuan ekspor.

“Jadi kalau mereka melemah maka permintaan terhadap ekspor turun dan harga komoditas juga turun,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper