Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd. (JCR) menilai momentum pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut. JCR memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh melampaui 5 persen pada 2022.
"[Pertumbuhan ekonomi Indonesia] Terutama didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan ekspor, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas," tulis JCR dalam keterangan resmi Bank Indonesia (BI) yang dikutip Bisnis, Kamis (28/7/2022).
Pemerintah sendiri pada April 2022 lalu telah menaikkan PPN guna meningkatkan penerimaan dan memperbaiki postur fiskal. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan mampu mendukung tercapainya komitmen untuk menurunkan defisit fiskal menjadi di bawah 3 persen dari PDB (produk domestik bruto) pada 2023.
Selain itu, peningkatan penerimaan Pemerintah juga didorong oleh ekspansi ekonomi dan kenaikan harga komoditas. JCR memprediksi defisit fiskal akan mencapai 4,0 persen dari PDB pada 2022 dan kembali menurun pada 2023.
Kemudian dari sisi eksternal, JCR menilai surplus transaksi berjalan diperkirakan akan terus berlanjut pada 2022. Hal ini didukung oleh kenaikan harga komoditas dalam jangka pendek.
Ke depan, aliran masuk investasi langsung diperkirakan berlanjut didorong oleh perbaikan iklim investasi. Daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal juga tetap kuat didukung cadangan devisa yang setara dengan 6,6 bulan impor.
JCR pada 27 Juli 2022 kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat seiring permintaan domestik yang membaik, utang pemerintah yang terkendali, dan daya tahan eksternal yang didukung oleh akumulasi cadangan devisa.
Adapun sebelumnya, JCR mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil (dua tingkat di atas level terendah Investment Grade) pada 22 Desember 2020.