Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian sebagai ketua kelompok kerja pertanian (Agriculture Working Group/AWG) akan membahas tiga isu pangan dalam pertemuan tingkat deputi (Agriculture Deputy Meeting-ADM) ke-2 di Yogyakarta, 27-28 Juli 2022.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian sekaligus ketua delegasi ADM Kasdi Subagyono mengungkapkan akan mengajak negara anggota G20 untuk mempromosikan resiliensi keberlanjutan dari sistem pangan global.
“Gejolak pangan yang terjadi saat ini menguji ketahanan pangan di banyak negara, untuk itu diperlukan transformasi sistem pangan yang mampu membantu meningkatkan daya tahan terhadap ketersediaan pangan, kecukupan kalori dan protein,” kata Kasdi dalam keterangan resmi, Selasa (26/7/2022).
Selanjutnya, Kasdi menyatakan isu kedua yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait sistem perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan harga pangan.
“Gejolak harga pangan yang berfluktuasi serta maraknya restriksi ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara produsen pangan, semakin membuat disrupsi ketersediaan pangan global menjadi tidak terkendali,“ ujarnya.
Isu prioritas pertanian ketiga yang akan dibahas adalah pengembangan agripreneurial inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani khususnya di daerah pedesaan.
Menurut Kasdi pemanfaatan teknologi dan inovasi termasuk digitalisasi pertanian mempunyai peran penting dalam mendorong peningkatan produksi secara berkelanjutan.
Tingginya harga energi dan pupuk yang diprediksi akan berlangsung lebih lama, turut memicu kenaikan harga pangan global. Apabila hal ini terjadi, Kasdi mengungkapkan prediksi berbagai lembaga internasional terkait lonjakan jumlah penduduk miskin dunia merupakan sebuah keniscayaan.
“Melalui forum G20 ini, diharapkan dapat menghasilkan komitmen yang dapat mendorong implementasi isu prioritas utama yang diangkat,“ ungkapnya.