Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kementan Bakal Bahas 3 Isu Pangan di G20, Apa Saja?

Kementan dan negara anggota G20 akan membahas sistem perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan pangan.
Annasa Rizki Kamalina
Annasa Rizki Kamalina - Bisnis.com 27 Juli 2022  |  12:15 WIB
Kementan Bakal Bahas 3 Isu Pangan di G20, Apa Saja?
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. ANTARA FOTO - Hafidz Mubarak A
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian sebagai ketua kelompok kerja pertanian (Agriculture Working Group/AWG) akan membahas tiga isu pangan dalam pertemuan tingkat deputi (Agriculture Deputy Meeting-ADM) ke-2 di Yogyakarta, 27-28 Juli 2022.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian sekaligus ketua delegasi ADM Kasdi Subagyono mengungkapkan akan mengajak negara anggota G20 untuk mempromosikan resiliensi keberlanjutan dari sistem pangan global.
“Gejolak pangan yang terjadi saat ini menguji ketahanan pangan di banyak negara, untuk itu diperlukan transformasi sistem pangan yang mampu membantu meningkatkan daya tahan terhadap ketersediaan pangan, kecukupan kalori dan protein,” kata Kasdi dalam keterangan resmi, Selasa (26/7/2022).
Selanjutnya, Kasdi menyatakan isu kedua yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait sistem perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan harga pangan.
“Gejolak harga pangan yang berfluktuasi serta maraknya restriksi ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara produsen pangan, semakin membuat disrupsi ketersediaan pangan global menjadi tidak terkendali,“ ujarnya.
Isu prioritas pertanian ketiga yang akan dibahas adalah pengembangan agripreneurial inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani khususnya di daerah pedesaan.
Menurut Kasdi pemanfaatan teknologi dan inovasi termasuk digitalisasi pertanian mempunyai peran penting dalam mendorong peningkatan produksi secara berkelanjutan.
Tingginya harga energi dan pupuk yang diprediksi akan berlangsung lebih lama, turut memicu kenaikan harga pangan global. Apabila hal ini terjadi, Kasdi mengungkapkan prediksi berbagai lembaga internasional terkait lonjakan jumlah penduduk miskin dunia merupakan sebuah keniscayaan. 
“Melalui forum G20 ini, diharapkan dapat menghasilkan komitmen yang dapat mendorong implementasi isu prioritas utama yang diangkat,“ ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pangan g20 krisis pangan harga pangan kementan
Editor : Fitri Sartina Dewi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top