"Bahkan dari total passenger traffic dari Januari ke April 2022 ini sudah melebihi total passenger di 2021," tegas Eddy.
Hal ini mengindikasikan penerbangan internasional mulai pulih. Di sisi lain, tambah Eddy, peningkatan pada rute internasional dipengaruhi fenomena revenge travel, di mana banyak wisatawan melakukan balas dendam usai tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Sementara internasional banyak dipengaruhi oleh revenge travel, mereka sebagian besar sudah bosan tinggal di negaranya dan ingin cepat-cepat ke luar sehingga revenge traffic cukup banyak berpengaruh terhadap penerbangan internasional," kata dia.
Eddy menjelaskan, sebelum pandemi rute internasional cukup mendominasi sekitar 1.300 rute, sedangkan rute domestik hanya berada di kisaran 750 rute.
Sementara itu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. juga bersiap melakukan penambahan frekuensi penerbangan pada rute-rute dengan kinerja positif secara bertahap, selaras dengan realisasi peningkatan kapasitas alat produksi Perusahaan setelah dirampungkannya tahapan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) maupun negosiasi bersama lessor.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan rencana penambahan frekuensi fase awal tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai bulan Juli hingga Agustus mendatang di sejumlah sektor penerbangan keberangkatan Jakarta, yaitu Batam, Balikpapan, Denpasar, Medan, Makassar, Surabaya, hingga Singapura.
Baca Juga
Adapun penambahan frekuensi tersebut akan dilakukan dengan mempertimbangkan performa rute secara berkelanjutan serta optimalisasi armada yang akan terus ditinjau dan dievaluasi oleh Garuda.
Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, Garuda diproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 850 penerbangan per minggu selama bulan Agustus 2022 mendatang atau meningkat sebesar 32 persen dibandingkan bulan Juni lalu sebelumnya yang berkisar di 650 penerbangan per minggunya.
“Adapun meningkatnya frekuensi penerbangan ini juga turut menjadi proyeksi optimisme kami terhadap outlook kinerja positif yang ke depannya akan terus ditingkatkan, khususnya melalui penyelarasan basis kapasitas alat produksi dengan demand pasar yang pertumbuhannya semakin konsisten di tengah langkah penanganan pandemi,” jelasnya.
Lebih lanjut, optimalisasi performa kinerja Perusahaan melalui penambahan frekuensi penerbangan turut didukung oleh ketersediaan jumlah armada pesawat yang meningkat secara bertahap.
Pada periode Juli sampai dengan awal Agustus ini Garuda direncanakan akan kembali mengoperasikan tiga pesawat Boeing 737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor. Langkah tersebut selaras dengan tindak lanjut kesepakatan negosiasi yang telah dicapai perusahaan serta didorong oleh kinerja yang mulai positif.